Geliat ME Paroki Santo Vincentius A Paulo Surabaya
Saat ini, dunia masih belum terbebas dari pandemi COVID-19. Hal ini menimbulkan kegalauan berkepanjangan di masyarakat. Tidak hanya dalam lingkup masyarakat, permasalahan juga terjadi dalam lingkup keluarga, sehingga mengurangi keharmonisan rumah tangga.
Bagaimana sebaiknya sikap kita dalam menghadapi situasi seperti ini? Renewal MEP Santo Vincentius A Paulo (SVAP) Surabaya, dengan tema “Bersama Bunda Maria, Kegalauan Menjadi Keyakinan”. menjawab semuanya. Kita diingatkan bahwa kita tidak akan dibiarkan sendirian menanggung semua beban penderitaan dan permasalahan yang ada. Kita sebagai umat Katolik, seyogyanya bersyukur karena memiliki figur Bunda Maria. Bunda penolong yang senantiasa mendoakan dan menyertai kita.
Renewal yang diselenggarakan pada hari Minggu, 30 Mei 2021 pukul 10.00 secara daring ini diikuti oleh sekitar 33 pasutri. Sebagai narasumber, hadir Pastor Antonius Sapta Widada, CM yang juga merupakan Pastor Kepala Paroki Santo Vincentius A Paulo dan juga merangkap sebagai Vikep Kategorial Keuskupan Surabaya, didampingi Pasutri Riana-Suarno dan pasutri Lili- Yanuar.
Di masa pandemi yang mengakibatkan kita mengalami rasa takut dan galau ini, Pastor Sapta memberikan pencerahan bahwa kita tidak perlu hidup terus menerus dalam kekhawatiran yang berlebihan; Tuhan Yesus memberikan IbuNya sendiri bagi kita (Yoh 19 : 26 – 27).
Dari Bunda Maria kita dapat belajar untuk bersikap terbuka terhadap tawaran keselamatan dari Allah. Bunda Maria menanggung penderitaan dan dukacita tak terperi ketika menyaksikan Yesus menderita sengsara hingga wafat di kayu salib.
Namun Bunda Maria memiliki kepercayaan penuh pada janji Allah. Digambarkan bahwa Bunda Maria memiliki 10 mata, 10 kaki, dan 10 tangan, yang melihat hal-hal yang tidak dilihat orang lain seperti saat peristiwa pernikahan di Kana, di mana Bunda Maria peka akan permasalahan yang mereka sedang hadapi, dan berinisiatif meminta Yesus untuk menolong mereka. Maka Bunda Maria juga kita imani sebagai pendoa kita kepada Tuhan Yesus. Kita dapat berdoa kepadaNya selayaknya bercerita kepada Ibu kita sendiri.
Dalam zona pembelajaran, kita diajak untuk menyadari bahwa kita harus bisa bersikap proporsional sesuai dengan porsi kita. Ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi ingat, kita punya Tuhan yang senantiasa menolong kita lewat perantaraan Bunda Maria.
Kita diajak pula untuk bersikap selektif dan mengontrol emosi, membatasi diri dari berita-berita yang belum tentu kebenarannya, serta belajar untuk memandang segala sesuatu dari sisi positifnya juga. Ditambah sikap sadar diri bahwa kita telah mengupayakan yang terbaik, kita akan mampu bersyukur dalam menghadapi situasi saat ini.
Dengan rasa syukur yang kita miliki, kita akan hidup lebih damai dan bahagia meski dalam keterbatasan karena tahu bahwa kita tidak menderita sendiri, di luar sana banyak yang lebih menderita daripada kita.
Materi selanjutnya adalah zona bertumbuh. Setelah belajar mengendalikan diri, kita diajak untuk mengembangkan diri, untuk tidak berfokus pada permasalahan yang ada. Kita diarahkan untuk menggali potensi yang kita miliki dan beradaptasi terhadap perubahan yang ada dan mengambil sikap untuk bahagia.
Acara renewal diakhiri dengan peneguhan oleh Pastor Sapta, di mana kita diharapkan untuk meneladani Bunda Maria di masa pandemi ini. [EA,WN]