Healthy Marriage Start with Healthy People
Perayaan Hari Perkawinan Sedunia (HPS) menjadi momentum yang baik untuk menyegarkan relasi pasangan suami istri. Termasuk didalamnya melihat kembali peran diri kita bagi kesehatan pasangan. Seusai Misa Syukur HPS di Paroki St. Theresia Balikpapan diadakan acara ngobrol santai dengan tema diabetes dan hidup perkawinan. Acara ini telah terselenggara secara virtual pada Minggu 13 Februari 2022.
Dari Pencegahan Hingga Perawatan
Event ini menghadirkan dua narasumber, yaitu dr Willy Anthony SpPD dan Pastor Tarsy MSF. Dalam pemaparan materi disampaikan bahwa setidaknya ada tiga peran pasangan hidup dalam menyikapi penyakit diabetes. Peran pertama adalah dalam fase pencegahan, pasangan diharapkan saling mengingatkan dalam hal memilih cemilan maupun menu utama. Daripada membeli makanan cepat saji yang kandungan gulanya tinggi, pasangan disarankan untuk membeli bahan makanan dan memasaknya sendiri. Sepintas memang merepotkan, namun proses berduaan di dapur bisa menjadi sarana jitu membangun quality time.
Peran kedua dari pasangan adalah saat memasuki fase pengendalian. Saat pasangan sudah terdiagnosa menderita diabetes, diharapkan kita mampu menjadi sahabat yang mendampingi. Wujud kongkritnya adalah dengan membatasi asupan gula, garam dan lemak atau minyak. Aturan 415 menjadi acuan pembatasannya, yaitu perhari mengkonsumi maksimal 4 sendok makan gula (54gr) , 1 sendok teh garam (2000mg natrium), dan 5 sendok makan lemak (72gr). Tentu saja pembatasan ini perlu dimaknai sebagai ungkapan kasih demi kesehatan pasangan. Disamping itu, pasangan diharapkan bisa menemani dalam hal latihan fisik seperti jogging, senam, bersepeda, berenang ataupun aktivitas lain yang digemari. Seyogyanya pasangan lebih peka jika ada keluhan misalnya kesemutan, rasa terbakar, hilangnya sensasi, dan luka pada bagian bawah kaki.
Peran ketiga adalah pada fase perawatan, khususnya perawatan kaki pasien diabetes. Hal ini bisa dimulai dengan, bila menjumpai luka kecil, obati luka dan tutup dengan kain atau kasa bersih. Membersihkan kaki setiap hari dengan air bersih dan sabun mandi. Memeriksa apakah ada tanda tanda radang, segera ke dokter bila kaki mengalami luka. Diakhir sesi Pastor Tarsy MSF menekankan bahwa pasangan suami istri diundang untuk mengingat kembali salah satu tujuan perkawinan yaitu demi kebaikan pasangan, dan juga pada janji perkawinan yaitu setia mendampingi dalam sehat maupun sakit. Melalui dua sudut pandang ini peserta diajak untuk mencintai pasangannya tanpa syarat termasuk saat pasangan divonis diabetes. Sebagai penutup kedua narasumber berbagi kata mutiara yang diharapkan mampu menjadi pengingat dan peneguh para pasangan suami istri bahwa perkawinan yang sehat dimulai dari pasutri yang sehat. (MJ/DS)