INDAHNYA BERDIALOG DAN MEMBANGUN RELASI SUAMI ISTRI BERSAMA MARRIAGE ENCOUNTER
INDAHNYA BERDIALOG DAN MEMBANGUN RELASI SUAMI ISTRI BERSAMA MARRIAGE ENCOUNTER
Oleh: Frans dan Christine
Berawal dari ajakan suamiku untuk mengikuti weekend Marriage Encounter (ME), aku memberikan keputusan di menit terakhir mengiyakan untuk mengikuti kegiatan itu. Aku seorang Kristen, yang berbeda gereja dengan suamiku, ingin tahu kegiatan weekend ME ini seperti apa? Dampaknya apa? Apakah kami akan saling menghakimi atau sebaliknya?. Beberapa pertanyaan itu sering terlintas di pikiranku. Akhirnya tanggal 13 Mei -15 Mei 2022 kami mengikuti kegiatan ME yang bertempat di hotel BW Inn Belitung. Kami yang berasal dari Stasi St. Yosef-Manggar merupakan Angkatan ke-6 di Belitung dan Angkatan ke-44 Distrik XV Keuskupan Pangkalpinang.
Kegiatan weekend ME kali ini diikuti oleh 5 Pasutri yakni Nugrasta-Yulia, Herry-Sisca, Tiyo-Tres, Komeng-Lena, Frans-Christine serta dua orang Imam yakni Pastur Gonzales dan Pastur Handoko. Sedangkan panitia sekaligus pembicaranya ada Pasutri Marcel-Susan, Ahon-Yuyun, Sulis-Mila dan Pastur Yustin. Pada saat perkenalan, setiap pasutri memperkenalkan nama pasangannya dan usia pernikahan. Ternyata ada pasutri yang usia pernikahannya sudah mencapai 30 tahun. Wow.. Kami pun kagum dengan Pasutri tersebut yang mana di akhir kegiatan, pasangan tersebut menjadi “Bapak Ibu lurah” atau koordinator angkatan kami.
Awal dari kegiatan ini, setiap pasutri dan Pastor ditanyakan alasan menghadiri acara tersebut, dan perasaan yang timbul ketika menuju lokasi acara. Jawabanku sederhana yakni diajak pasanganku. Suamiku hanya tersenyum membaca jawabanku dan membisikkan di telingaku “Puji Tuhan, Mama mau ikut acara ini, doaku didengarkan Tuhan”. Dalam hatiku berujar “sampai segitunya suamiku berkata demikian”. Dan kami pun berkomitmen untuk memperhatikan dengan seksama setiap presentasi yang disampaikan.
Dalam kegiatan ini disetiap akhir presentasi selalu ada pertanyaan yang harus dijawab oleh Pasutri , yang kemudian harus didialogkan. Awalnya ada perasaan takut untuk mengutarakan perasaan yang kutuangkan dalam bentuk tulisan, tapi hati kecilku berkata “Mumpung ikut ME, tidak apa-apa kucurahkan perasaanku”. Ternyata dalam setiap dialog, kami baru menyadari bahwa banyak hal yang terlewati, tanpa kami sadari komunikasi yang terbentuk hanya sekadar relasi biasa saja. Kami kurang menghargai pasangan dan ada beberapa hal yang sulit diungkapkan kepada pasangan. Ternyata adanya ketidak-terbukaan ataupun perasaan “mengalah asal aman” itu membuat pasangan terluka, memendam sehingga sulit untuk mengampuni.
Setiap pertanyaan ada BPS, singkatan dari Bagaimana Perasaan Saya, ini selalu ada ketika Pasutri menjawab setiap sesi pertanyaan. Awalnya kami tidak tahu tujuan dari pertanyaan ini. Ternyata setelah berproses kami menyadari pertanyaan ini memandu kami agar lebih memahami perasaan masing-masing. Setiap Pasutri juga diajak untuk mengenal diri masing-masing. Apakah termasuk tipe orang dengan gaya kepribadian yang dominan penolong, perencana, pemikir atau katalisator?. Melalui pengenalan gaya kepribadian inilah yang membuat kami bisa lebih memahami pasangan. Selain itu, Pasutri dibimbing untuk mengenali gejala-gejala kerenggangan dalam pernikahan. Saat berdialog, tak sedikit di antara kami saling berpelukan, meminta maaf dan mengampuni satu sama lain. Indahnya saat itu. Hati kami lega dan kami bertekad untuk berproses lebih baik kedepannya. Seperti yang disampaikan oleh Pastur Yustin ” Suami istri itu adalah sakramen ” Jadi diharapkan setiap pasangan bisa menjaga sakramennya masing-masing. Acara ini ditutup dengan sesi di mana setiap Pasutri mengikrarkan janji pernikahan kembali.
Selama kegiatan weekend ME berlangsung, banyak surprise dari Panitia dan Pastur , semua hal ini membuat kami terkesan dan merasa sungguh diperhatikan. Serasa merasakan cinta diawal kami mengenal pasangan.
Kami berharap kegiatan ME selanjutnya bisa dihadiri oleh pasutri lainnya. Terima kasih buat semua Panitia, Pastur dan Keluarga besar ME di mana pun berada. Tuhan Yesus memberkati kita semua. Amin. ( EA/MJ)