Pelukan dan Dunia Yang Penuh Syukur
Kapan terakhir kali para pasutri meringkuk nyaman dalam kasih Tuhan? Apa saja yang selama ini mungkin menghalangi para pasutri untuk mengalami perkenanan Bapa?
Kami hendak mengawali ini dengan cerita pendek saat anak kami meminta dibacakan cerita, “Mama, maukah membacakan cerita untukku?” tanya Heaven anak kami yang berumur 8 tahun. “Tentu saja,” jawab saya dengan gembira, dan ia pun meringkuk di sebelah saya di sofa.
Ketika saya mulai membacakan cerita untuknya (dari buku Ayo menjelah. Petualangan di Bawah Air), Heaven hampir-hampir tenggelam dalam pelukan saya, ia terkadang menanggapi cerita dengan antusias dan tertawa gembira. Itulah salah satu momen paling membahagiakan bagi orangtua, yaitu ketika kami merasakan secuplik kasih sempurna yang dinyatakan Tuhan kepada kami dan kerinduan-Nya yang mendalam agar kami semakin “tenggelam” dalam hadirat dan kasih-Nya.
Dalam dialog pendek kami berdua, saya menyadari pada saat-saat seperti itulah kami sangat mirip dengan anak kami, Heaven dengan segala pergumulan hidupnya di masa kanak-kanak ini. Kami menemukan berkat tersembunyi ketika saya sebagai seorang kepala keluarga berhenti, mulai menikmati hidup, menikmati waktu dan kebersamaan dengan Rista di rumah kami juga bersama anak-anak daripada saya memilih untuk lepas bebas.
Tanggapan Rista sebagai seorang ibu memandang sebagai pasutri kami mudah sekali gagal menyadari kasih Tuhan di keluarga—kasih pemeliharaan yang lemah lembut dari Tuhan. Dari ayat emas ini kami disadarkan, “TUHAN adalah pengasih dan adil, Tuhan kita penyayang. (mzm. 116:5). Kasih itulah yang membuat kami selaku orangtua bisa menjadi seperti seorang anak, meringkuk nyaman di pangkuan Tuhan, dan Dia pun berkenan menerima kami. Saya kini juga menemukan bahwa sebagian besar waktu adalah kesempatan untuk menikmati bersama Mas Dobi dan anak-anak.
Mazmur 116:7 menasihati bahwa kami perlu secara teratur mengingatkan diri sendiri tentang kasih Tuhan yang indah, agar kami senantiasa bersyukur dan tenggelam dalam pelukan-Nya: “Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab Tuhan telah berbuat baik kepadamu.” Dunia yang bersyukur adalah dunia orang-orang yang gembira; Kita semua adalah orang-orang yang bersyukur dan, dengan demikian, adalah kita orang-orang yang gembira.
Tuhan yang maha pengasih, terima kasih untuk kasih-Mu yang sempurna bagi keluarga kami. Tolonglah keluarga kami untuk senantiasa mengingat kasih itu dan berserah penuh dalam kebaikan dan perkenanan-Mu.