Ikigai di Pagi Hari

Homili RD. Jeff di Misa Denas 50 Joglolang,

RD Yosep Aurelius Woi Bule

Refleksi dalam ekaristi dalam Denas ke 50 (28/10/2023) fokus pada 2 kata kunci “Ikigai” dan harta karun.

Ikigai”, kosa kata yang baru dan asing ini ternyata menjadi filosofi resep panjang umur orang Okinawa, Jepang. Resep panjang umur bukan hanya terletak pada makanan dan kesehatan, tetapi pada praktek menata hidup menjadi lebih bermakna dan bernilai. Spirit Ikigai menjadi jalan untuk meraih impian sehat dan panjang umur.

Ini merupakan tantangan/ kesulitan bagi siapapun yang masih aktif berdinas maupun telah pensiun. Salah satu aktifitas ikigai kemarin dikemas melalui refreshing dengan outing. Terdapat pengalaman mengesankan dan menarik, salah satunya berkonvoi mobil VW melintasi panorama bukit Menoreh, sambil menghampiri beberapa pelaku UMKM dan para peserta Denas ke 50 digoda oleh ibu-ibu penjual “reben” celana pendek batik. Baju 6 buah dijual seratus ribu menjadi daya tarik tersendiri yang kemudian terpadu dalam aneka selfie dan foto berbagai gaya telah memacu dan memantik daya refleksi baru agar spirit Ikigai hidup. Para Pasutri ME diharapkan tidak terjebak dalam memburu harta karun yang mencelakakan.

Fokus Prioritas

Fokus prioritas, totalitas dan komitmen adalah karakter dalam merasul sebagaimana telah dicontohkan oleh rasul Simon dan Yudas yang kita peringati hari ini.

Rasul Simon, yang dijuluki “si Zelot” artinya “yang rajin”. Semangatnya yang meluap-luap bisa menjadi inspirasi  bentuk kerasulan  di ME, sehingga tidak mudah jenuh, bosan atau malas. Menangkap bukan hanya babi-babi, tetapi menangkap sekian banyak pasutri agar terjaring dalam komunitas ME ini.  Banyak pasutri tertangkap dalam jerat-jerat saat kita bertugas.

Demikianpun Yudas, disebut juga Tadeus yang berarti “yang berani”, menjadi teladan bagi ME untuk tetap berani “militan dan radikal”, tanpa takut atau segan menyebarkan ME. ME harus berkolaborasi dengan para pastor serta program pastoral keluarga sehingga pendampingan pasutri paskah nikah menjadi tugas kerasulan ME selanjutnya, yang lalu  boleh dibilang minim atau belum sama sekali.

Seperti inspirasi Santo Paulus, mari kita menjaga marwah ME agar tetap dibangun di atas para rasul dan para nabi dengan Kristus sebagai batu penjurunya. Di atas dasar inilah, kita semua yang adalah rasul-rasul terpilih Yesus, diutus untuk merawat kebutuhan hidup kepasutrian sehingga terhindar dari penyakit dan roh-roh jahat yang merusak sendi-sendi hidup perkawinan suami-isteri.

ME telah menjadi bagian dari kerasulan gereja untuk keluarga-keluarga kristiani.

  • RD. Yosep Aurelius Woi Bule
    ZET Ende

Start typing and press Enter to search