OKencur vs Kunci

“Ini bukan kencur, ini kunci!” ujar Teddy di hadapan para peserta weekend ME di Banjarmasin beberapa tahun yang lalu.
Saya sungguh kaget dan geli, hingga tak bisa menahan tawa sampai terpingkal-pingkal. Tentunya para peserta ME bertanya-tanya dalam hati, mengapa topik yang dikatakan Teddy tidak berhubungan dengan ME. Maka saya pun bercerita…

Menjelang keberangkatan kami ke bandara untuk menuju ke Banjarmasin, Teddy minta dibawakan kencur yang sudah dikupas, supaya nanti bisa dikulum kalau tenggorokannya terasa gatal. Agar tidak terlambat berangkat ke bandara, maka saya cepat-cepat mengambil kencur dan mengupasnya.

Keesokan hari, waktu weekend dimulai dan kami membawakan presentasi pertama, Teddy bertanya meminta kencur tersebut…maka saya berikan kencur kepadanya. Saat itulah Teddy menyadari bahwa yang saya bawakan adalah kunci, bukan kencur. Pantesan waktu mengupas kemarin kok begitu keras, lha wong yang dikupas kunci sih!

Kenangan ini tiba tiba hadir saat beberapa waktu yang lalu saya batuk. Berbagai macam obat batuk saya coba, namun tetap tidak bisa meredakan gatalnya tenggorokan. Maka anak-anak mengusulkan untuk mengulum kencur. Semula saya kira kencur tersebut akan terasa tidak enak di mulut. Namun ternyata tidak ada rasa aneh saat saya mengulumnya. Maka ingatan saya pun melayang pada Teddy yang sering minta kencur untuk dikulum (yang dulu saya kira pasti tidak enak rasanya). Geli sendiri saat bernostalgia suka duka perjalanan yang kami alami berdua. Bersyukur atas segala yang Tuhan sudah karuniakan.

Mengapa bercerita tentang kencur vs kunci di peringatan dua tahun berpulangnya Teddy? Berpulangnya Teddy merupakan hal yang berat bagi saya, namun saya tetap berterima kasih pada Sang Pencipta, yang telah mengaruniakan hidup selama 87 tahun bagi Teddy dan mengizinkan kami hidup bersama selama 60 tahun 23 hari. Segala suka duka, segala perjuangan yang pernah kami alami sering terlintas satu persatu di dalam benak saya. Bagaimana Teddy selalu mengantar jemput saya bila rapat di paroki maupun belanja di pasar. Bagaimana kami berdua melayani Paroki dan ME distrik Surabaya serta lain lainnya

Thanks, Ted, gara-gara saya batuk dan mengulum kencur, malah mengingatkan kenangan pelayanan kita untuk ME dan suka dukanya. Sekarang engkau sudah damai dan bahagia di dalam kerajaan Bapa. Tidak ada batuk dan sakit yang menghampirimu, hingga tidak butuh kencur untuk menghilangkan gatalnya tenggorokanmu.

Doakan selalu ya, agar saya tetap sehat dan penuh sukacita bersama anak, menantu, dan cucu-cucu kita. Doakan kami semua dalam menyongsong tahun baru 2024 ini. Kami semua selalu mencintaimu sayangku.

Dari kekasihmu,
Lian

Start typing and press Enter to search