Hari Perkawinan Sedunia

Penulis Yuni Petrus

Tanggal 18 Februari 2024, ME distrik XIII Cirebon menyelenggarakan misa dalam rangka hari perkawinan sedunia di gereja Bunda Maria Cirebon bertepatan dengan minggu prapaskah pertama. Misa dipimpin oleh Pastor Antonius Haryamto, Pr dalam suasana yang penuh suka cita dan dihadiri oleh banyak umat.

Tema kali ini adalah where there is love. Dimana ada kasih, Tuhan pasti hadir. Cinta yang menyatukan, menghidupi dalam relasi hidup bersama, menjadikan relasi yang baik antara diri sendiri, pasangan, keluarga, dan komunitas dimana pun berada.

Tujuan diperingatinya hari perkawinan sedunia adalah untuk menghormati para suami istri sebagai kepala keluarga, unit dasar masyarakat, juga untuk memnghargai dan memperingati indahnya kesetiaan, pengorbanan dan suka cita dalam hidup perkawinan sehari-hari. Maka di dalam misa ada pembaharuan janji perkawinan, sehingga suami istri disegarkan kembali akan janji setianya dalam untung dan malang, dalan sakit dan sehat, disaat suka maupun duka.

Dalam homilinya Pastur Hary menyampaikan hidup kita menjadi perziarahan, menjadi proses pembentukan hidup tentang kerendahan hati, perubahan hidup yang semakin dewasa, dan semakin berkualiatas.  Dihubungkan dengan bacaan pertama tentang air bah nabi Nuh menjadi proses pembaptisan. Pembaptisan yang menyucikan dan pemurnian hidup. Bagi yang masih pacaran, peziarahan hidup untuk dapat mengenal satu sama lain, sehingga dapat mengambil keputusan menikah atau tidak. Bagi yang sudah menikah, peziarahan hidup untuk dapat melihat apa yang masih harus dimurnikan dalam hidup bersama, diperbaiki dan dimurnikan.

Pastur Antonius Haryanto,Pr

Seperti Yesus yang digoda setan sebanyak tiga kali, begitupun hidup dalam keluarga,  ada tiga godaan yang dapat membuat jatuh, yaitu godaan pertama yaitu mengubah batu menjadi roti. Persoalan materi atau rejeki seringkali menjadi masalah dalam hidup keluarga. Kekurangan rejeki, atau kebanyakan rejeki, sering menimbulkan perselisihan, sehingga harus kembali ke tujuan pernikahan, yaitu membangun kesejahteraan bersama. Godaan yang kedua adalah soal kekuasaan, dimana Yesus dibawa oleh setan ke bumbungan bait Allah dan diminta menjatuhkan diri. Kekuasaan dan jabatan, seringkali menjadikan seseorang menjadi pribadi yang lupa diri. Merasa diri serba bisa dan merendahkan pasangan, dan mengharuskan dia mengikuti kehendaknya, serta tidak mau mendengarkan pasangan. Lupa akan janji pernikahan untuk menghormati satu sama lain dalam suka dan duka dan malag yang terjadi adalah saling melukai. Godaan ketiga Yesus dibawa ke atas bukit, jika Engkau mau menyembahku, semua akan kuberikan padaMu. Ada setan yang sering mengamati dan membujuk, jika tidak hati-hati bisa tergoda untuk meninggalkan iman demi harta dunia yang lebih besar, bahkan bisa meninggalkan keluarga.

Karyanto Linda

Pada akhir homilinya Pastur Hary mengajak setiap keluarga menjadikan peziarahan hidup ini sebagai sarana untuk menyucikan diri, benar bahwa kadang jengkel dengan pasangan, benar bahwa pernah mengalami krisis, pernah juga mengalami persoalan dalam rumah tangga, atau pasangan pernah mengecewakan, tapi hari ini semua diingatkan untuk menjadikan berbagai ragam pengalaman hidup sebagai sarana untuk memurnikan, baik dalam relasi dengan pasangan, maupun relasi dengan anak-anak sebagai  keluarga, supaya tidak ada penyesalan dikemudian hari.

Bagi Pasangan Karyanto Linda yang pada tanggal  21 Juni 2024 nanti merayakan ulang tahun perkawinan yang ke-40, merasa senang ketika dapat memperbaharui jaji perkawinannya. Merasa sangat bersyukur boleh menjalani hidup perkawinan dengan berbagai suka duka, banyak mengalami kebahagiaan walaupun tak sedikit pengalaman pahit terapi semua itu dapat dilewati dengan baik. Karyanto Linda percaya bahwa perkawinan sebagai berkat Allah, dan Allah selalu menyertai dalam setiap perjalanan hidup berkeluarga. (DS/EA )

 

 

 

Start typing and press Enter to search