SURAT CINTA UNTUK KEKASIH
Aku menulis kisah ini, pada pendar malam yang gigil
Melihat kepul kabut di jalanan menyusup dari balik tingkap
menjelma kamu yang datang memelukku namun tak menyentuh
Hanya bayang semu yang entah mengapa
membuatku malu mengadu rindu
Sayang, cerita cinta kita
Telah tertulis bersama ayat-ayat suci
Ketika denting piano harmoni dawai biola
mengiringi paduan suara dalam berkat tangan Tuhan
bernyanyi lagu janji putih
Amin yang telah kita rapal, semesta mengekal
Menyertai tapak-tapak yang masih panjang
Dalam harapan-harapan besar
Meski kadang kenyataan menikam sembilu
Godaan terus menghujam bagai jerat para pemburu
Menjelma kata magis yang kadang nyaris meluluhkan janji
Mungkin iya, kita tergoda atau mungkin kita sengaja
mendewasakan diri dalam pencobaan
tapi hati ini tak kuat mengingkari
biar bujuk seribu bahasa dengung menguji
bahwa kaulah yang sejati
yang tak pernah mati dalam hati ini
Aku menulis kisah ini pada pendar malam bulan separuh purnama
Menghitung berapa lama kita telah bersama
Memohon misteri selalu tersibak bagai layar panggung orchestra yang megah
Syahdu Forever in Love tersaji disana
Sembari tetap saling menggenggam jemari
Kita ucapkan Iman dalam Kerahiman
Kita rapalkan doa yang paling sederhana
“Karena Cinta Sejati Tak Pernah Mati”
Hingga kelak lampu panggung dipadamkan
Gelap seketika tak berarti andiwara cerita cinta kita.
Ini suratku, kau saja yang mengerti
Betapa gigil disini tak usai
Sebelum pelukmu kemari
Pasutri Yani-John
Distrik XVIII Atambua