MARRIAGE ENCOUNTER MENANGKAPKU
Pasutri Dodo – Peni (D2 Semarang)
Dodo
Saya pikir relasi kami selama ini baik-baik saja, semua persoalan dapat kami lewati, saya bersyukur mempunyai istri yang penuh pengertian, mencintai keluarga dan selalu menuruti kemauan saya. Kami keluarga yang bahagia.
Peni
Saya pun merasa demikian, Mas Dodo selalu perhatian pada saya, namun ternyata yang terjadi selama ini hanyalah semu, saya dan Mas Dodo nampak baik-baik saja, saling mencintai karena kami ditutupi oleh kesibukan masing-masing dan harta benda.
Alkisah, ketika kami hidup dalam berkecukupan, kami asyik dengan pekerjaan, asyik dengan materi dan sepertinya kami menikmati relasi yang kami anggap baik-baik saja. Prahara itu datang, aneka materi kelimpahan harta yang selama ini telah kami nikmati, hilang dalam sekejab. Usaha yang kami rintis bangkrut. Teman, kerabat sepertinya menjauh dan seolah tidak mempedulikan lagi dan parahnya dalam keterpurukan itu, kami mengganggap Tuhan tidak ada, Tuhan meninggalkan kami.
Dodo
Dalam situasi yang berat ini relasi kami menjadi renggang, kami saling menyalahkan satu sama lain, menyalahkan pasangan, teman, kerabat dan Tuhan. Dalam kekalutan ini relasi kami menjadi sungguh-sungguh hancur, sepertinya tidak mampu bertahan lagi.
Ya kami sibuk meratapi kehilangan aneka materi kami yang selama ini sudah akrab dengan kami, kami menyalahkan diri sendiri dan mencari alasan-alasan untuk menjauhi pelayanan gereja, menjauhi teman, kerabat dan menjadi parah lagi kami hampir-hampir meninggalkan Tuhan.
Peni
Ketika carut-marut hidup kami tidak kunjung reda, dalam keheningan malam, tiba-tiba saya teringat akan Salib, akan penderitaan Yesus. Dan….. saya segera menyadarinya bahwa selama ini saya salah, saya menyalahkan Tuhan dalam situasi hidup saya. Relasi dengan Tuhan dan pasangan yang renggang bukan karena Tuhan, tetapi kesombongan, egoisme dan rasa kurang bersyukur. Kemudian saya mengajak Mas Dodo berdoa kepada Tuhan. Dalam doa kami memohon pengampunan dan ingin kembali serta berserah berpasrah kepada Tuhan.
Dodo
Tuhan tidak tidur, demikian ungkapan yang sering saya dengar dan itu nyata kami rasakan. Ketika kami menyadari bahwa kuasa Tuhan lebih tinggi dari apapun, pelan-pelan usaha kami mulai hidup lagi, dengan berjalannya waktu, satu persatu kami kembali menjalin pertemanan dan kembali membangun relasi kami, yang semula saling menyalahkan kemudian bahu membahu merintis usaha. Yang lebih utama adalah, kami kemudian mensyukuri anugerah Tuhan ini dan kami harus berani berubah dan berbenah, dengan Tuhan penopang kami.
Peni.
Di saat usaha kami mulai bergerak dan relasi kami yang nampaknya sudah mulai membaik, saya bertemu dengan salah satu teman baik, yakni pasutri Teguh-Maria. Ia memperkenalkan Marriage Encounter pada kami. Banyak hal nilai-nilai ME mereka ceriterakan kepada kami dan kami mendengarkan. Kamipun diajak untuk mengikuti weekend ME, tetapi belum mengambil keputusan ketika ada ajakan mengikutinya, saya katakan akan membicarakan dengan Mas Dodo dahulu.
Dodo
Saya tidak ingin jatuh kedua kali dalam hal berelasi dengan pasangan. Saat pasangan menceriterakan tentang nilai-nilai ME yang didengar dari Pasustri Teguh-Maria, saya tergoda untuk ikut, walau masih ragu-ragu, tapi saya setuju ikut weekend ME sebagaimana ajakan pasangan saya. Singkatnya…. Kami ikut weekend ME angkatan 213.
Dan…. saya speechless…. tidak mampu berkata-kata, ketika kami mengalami weekend ME. Keraguan kami ketika mendengar ME terhapuskan. Saya menjadi percaya bila nilai-nilai ME dapat dilakukan, maka saya menjadi semakin serius mengikuti weekend ME dan wow….. hasilnya relasi kepasutrian kami semakin mesra, semakin hangat. Dengan terbuka dalam berdialog perasaan, kami semakin memahami bahwa pasanganku adalah anugerah yang terbaik dari Tuhan untukku.
Peni
Ya…. Kami telah ditangkap ME. Terima kasih boleh merasakan buah-buah yang sangat indah dan menyegarkan untuk relasi kami. Kamipun merasa diselamatkan. Saat ini kami terus mencoba memprioritaskan pasangan dengan berdialog. Kami percaya dengan dialog dan berelasi cara ME kami dapat semakin memahami satu sama lain, dan kamipun dapat meluhurkan Tuhan. Kami sungguh percaya bahwa nilai-nilai ME memang dahsyat bukan karena mendengar, tetapi kami mengalami. Dengan bimbingan dari Pastur dan pasutri team yang mendampingi kami, semoga kami sungguh-sungguh merasakan betapa melalui ME kami diubah, kami dibentuk. We Love You, We Need You.