Menyembuhkan luka hati

Pernahkan Anda merasa terluka?
Sr. Sesil OP

Sr. Sesil OP

Pasti setiap dari kita pernah mengalami terluka karena berbagai masalah dalam kehidupan. Ada orang yang merasa terluka karena orang yang dicintai dan disayangi pergi, kehilangan anggota keluarga untuk selamanya, cinta tak terbalas, putus hubungan, gagal melakukan sesuatu atau dikhianati teman usaha. Pengalaman terluka juga dapat terjadi dalam keluarga, bisa karena perlakuan pasangan yang tidak percaya, dicurigai, dan lain lain.

Pengalaman terluka ini dapat merusak relasi, meskipun kadang orang tidak sengaja melukai atau bahkan tidak bermaksud untuk melukai kita. Ketika terluka, kita akan merasakan sakit hati akibat tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi. Salah satu efek dari luka hati adalah menurunnya motivasi, rasa cemas berlebihan, serta menarik diri dari keluarga dan sahabat.  Perasaan luka hati bisa bertahan lama dan tak tersembuhkan, serta dapat membawa pada kepahitan hidup yang tidak tertanggungkan. Luka hati yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik seperti sakit lambung, rambut rontok, tekanan darah naik, sakit jantung dan kanker.

Orang yang terluka ternyata juga punya kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri berkat daya Rahmat Ilahi dan kehendak manusiawi yang kuat. Tanpa menyembuhkan luka hati sendiri maka masa depan akan suram karena kita terpenjara pada kepahitan dan kemarahan atas perbuatan orang lain. Saat terluka kita membutuhkan kehadiran seseorang yang mau menemani, menghibur dan menarik kita untuk dapat bangkit kembali.

Saya pernah merasa terluka saat kehilangan ayah saya. Pada waktu itu usia saya baru 13 Tahun. Ayah saya meninggal tiba-tiba karena kecelakaan lalu lintas. Saya sangat marah kepada orang yang menabrak ayah saya meskipun saya tidak tahu orangnya. Kehilangan ayah secara mendadak mengubah kehidupan saya, saya kehilangan kasih sayang seorang ayah dan timbul penyesalan karena tidak sempat membalas kasih sayang ayah yang sudah tidak ada lagi di dunia ini. Selain itu, kehilangan ayah juga berarti kehilangan orang yang menjadi tulang punggung keluarga. Saya sangat kecewa karena saya tidak punya lagi tempat untuk berpegang dalam hidup dan cita -cita tidak terwujud karena faktor tidak ada dana untuk membiayai pendidikan di Perguruan Tinggi. Hal ini mengakibatkan saya tumbuh menjadi orang terluka yang memendam marah, kurang percaya diri, mudah cemas dan panik.

Pengalaman terluka lainnya adalah ketika orang-orang yang saya anggap teman baik dan selama ini bersedia menjadi pemerhati sekolah, mendirikan sekolah baru yang lokasinya berdekatan, sehingga sekolah menjadi kekurangan murid dari tahun ke tahun. Pengalaman ini menimbulkan luka karena saya merasa tidak lagi mempunyai teman yang dapat dipercaya, saya merasa ditinggalkan dan dikhianati. Seiring berjalannya waktu, luka hati menjadi sembuh dengan mencoba berdamai dengan keadaan. (WN)

Bagaimana saya dapat berdamai dengan luka hati?
Pertama, saya mengakui bahwa saya sedang terluka. Saya tidak menekan luka hati seolah-olah tidak ada. Saya mencari kekuatan melalui teladan hidup tokoh-tokoh dalam Kitab suci yang berhasil menyembuhkan luka hati, seperti Ayub dan Santo Yusuf suami Bunda Maria. Ayub berhasil menyembuhkan luka hati karena dikhianati teman-temannya dan telah kehilangan segala-galanya. Ayub berusaha bangkit dan tetap beriman kepada Tuhan yang memberikan segala sesuatu kepadanya. Santo Yusuf tetap menerima bunda Maria dengan penuh cinta sebagai istrinya meskipun mengetahui Bunda Maria telah mengandung sebelum mereka berdua tinggal bersama sebagai suami istri. Santo Yusuf mampu mengatasi luka hati, kekecewaannya karena percaya akan rencana dan kehendak Tuhan yang harus dijalani dalam hidupnya. Dengan menemukan contoh figur tokoh dalam kitab suci yang berhasil lulus dalam cobaan hidup mengatasi luka hati ini, saya menjadi kuat dan tabah. Saya mau belajar meneladan hidup mereka.

Kedua, saya melakukan doa meditasi dengan memejamkan mata di tempat yang tenang dan damai dan diakhiri dengan berdoa mohon rahmat untuk mampu mengampuni. Doa yang saya lakukan adalah doa membuka hati. Caranya adalah sebagai berikut:
1. Santai
Bersikap santai artinya tidak memikirkan dan melakukan hal apapun. Tubuh dan pikiran harus sungguh-sungguh santai. Pada saat duduk tulang punggung harus tegak lurus. Pikiran dan tubuh yang santai membantu menggunakan hati dengan sebaik-baiknya.
2. Pejamkan mata
Dengan memejamkan mata maka kesibukan pikiran akan berkurang dan akan dapat memusatkan perhatian lebih besar kepada hati.
3. Sentuh hati
Hati terletak di tengah dada. Sentuh hati dengan beberapa jari. Dengan sentuhan jari pada hati, perhatian kepada hati akan bertambah sehingga lebih mudah mengikuti perasaan hati.
4. Senyum yang manis dan lepaskan kepada hati
Hakikat hati adalah merasa bahagia dan terbuka seluas-luasnya. Dengan tersenyum manis dan alami kehati membantu merealisasikan hakikat hati menjadi lebih kuat. Dengan hati yang bahagia maka saya juga berangsur-angsur menjadi bahagia.
Dengan doa membuka hati ini pikiran menjadi tenang dan rasa luka hati mereda.


Ketiga, hilangkan semua pikiran buruk dan berlapang hati memaafkan orang yang telah menyakiti dengan berbagi cerita dan mencurahkan perasaaan kepada orang lain. Dalam hal ini saya bersyukur karena gereja Katolik memiliki gembala yang siap mendengarkan keluhan umatnya. Saya biasa bercerita kepada Pastor Paroki tentang perasaan terluka saya kemudian diakhiri dengan pengakuan dosa dan menerima berkat pengampunan. Dengan menerima rahmat pengampunan dalam Sakramen pengakuan, saya bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih.

Saya beriman dan percaya bahwa setiap peristiwa dapat terjadi karena Tuhan kehendaki, maka saya juga berharap bahwa akan ada kebahagiaan yang lebih indah yang disediakan Tuhan setelah peristiwa luka yang saya alami. Saya juga percaya bahwa kasih Allah sangat besar kepada saya. Tuhan memberikan pengalaman terluka untuk menguji saya supaya saya lebih percaya kepada Tuhan dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih kuat dan tangguh serta memiliki keutamaan Kristiani. Tuhan Yesus telah memberi contoh dalam hidupnya dengan merangkul salib penderitaan yang disebabkan dosa orang lain. Tuhan Yesus memaafkan orang-orang yang membunuh-Nya dengan berkata” Ya Bapa ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan.”

Demikianlah, pengalaman sebagai orang terluka dapat menjadi berkat apabila kita bisa menerima luka dengan lapang hati. Kita yang terluka yang menyembuhkan diri sendiri. Luka hati akan menjadikan kita pribadi yang lebih baik. Kita bisa menjadi pribadi yang berpikir dengan penuh kesadaran dan pandai memaknai hidup serta lebih bijaksana dalam bersikap kepada orang lain supaya orang lain tidak terluka karena kata-kata dan perbuatan kita. Kita tidak ingin melukai orang lain karena kita sudah mengalami dilukai itu menyakitkan.

Kita diciptakan Tuhan untuk bahagia dan sukacita. Maka marilah kita ucapkan selamat tinggal kepada luka hati dan membuat rencana-rencana baru yang bisa kita lakukan yaitu menjalankan aktivitas positif yang menyenangkan, aktif dalam kegiatan gereja atau melakukan karya sosial sehingga dengan membuat orang lain bahagia membantu kita menjadi merasa bahagia pula.

Semoga Anda juga bisa memaknai luka -luka hati yang terjadi dalam pernikahan dan hidup berkeluarga serta tetap percaya Tuhan berjalan bersama Anda, karena tidak ada satupun peristiwa di dunia ini yang terjadi tanpa Tuhan kehendaki. Tetap berpegang teguh pada Tuhan dan bergandengan tangan menyelesaikan setiap pengalaman luka dengan tetap saling mengampuni dan mengasihi.

Apabila kita mempunyai cinta yang besar kita juga akan mudah untuk mengampuni pasangan atau orang lain. Tuhan telah mengasihi kita terlebih dahulu dengan kasih-Nya yang tanpa batas dan kita membalas kasihTuhan dengan mengasihi pasangan hidup atau orang lain dan mengampuni kesalahannya begitupun sebaliknya kita juga berani meminta ampun apabila kita bersalah karena telah melukainya, mengecewakannya dan tidak mempercayainya.
Tuhan memberkati kita semua. Terimakasih (IJ/  )






Start typing and press Enter to search