Utamakan Komunikasi Hati ke Hati

MISA PENUTUP SIDANG DENAS KE-50

Oleh: Pasutri Dobi-Rista (D5 Purwokerto)

 

Saat manusia menjalani hidup, kita dapat merasakan bahwa segala sesuatu pasti ada yang utama dalam hidup ini. Contohnya, dalam misa penutupan ini, ada selebran utama. Contoh lain, ada pengurus ME. Maksudnya adalah ada yang utama/ orang tertentu yang ditunjuk untuk mewakili, maupun sosok yang dihormati. Dalam anak sekolah juga ada yang utama yaitu ‘sinau sing tenanan’. Dalam imamat juga ada yang paling penting yaitu menghidupi imamat.

Matius 22:34-40

 

Itulah yang terbesar, itulah “bonggolnya”. Dalam bacaan Injil Matius 22:34-40  ada ahli Taurat yang bertanya pada Yesus tentang hukum apa yang paling penting. Pada dasarnya, pertanyaan ini ditujukan untuk mencobai Yesus. Dan inilah jawaban Yesus atas pertanyaan tersebut, “Kasihilah Tuhan Allahmu,  dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua  ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Itulah bonggolnya. Itulah yang utama. Menurut pasutri yang hadir, kira-kira apa yang paling penting/utama yang harus dimiliki di dalam sebuah hidup perkawinan?

Jawaban yang benar dan yang terutama adalah KOMUNIKASI. Dalam perkawinan: 10% adalah cinta, 90% adalah komunikasi. Melalui ME, kita belajar berkomunikasi dari hati ke hati. Ketika di dalam keluarga tidak ada komunikasi hati ke hati berarti kita sudah memelihara neraka dalam rumah. Sangat penting komunikasi hati ke hati di dalam keluarga. Dalam hidup imamamt komunikasi hati ke hati juga merupakan hal yang penting.” Demikian ditegaskan Romo Fransiskus Anggras, MSF dalam homili Misa akbar penutupan Sidang Denas ke-50 di Syantikara, Yogyakarta (DS).

Start typing and press Enter to search