Angkatan 48 Distrik XIII Cirebon
WEME Angkatan 48, merupakan tiitik balik bangkitnya ME Cirebon
Tahun 2022 sepertinya menjadi titik awal bangkitnya aktivitas kehidupan baik kehidupan masyarakat, hidup menggereja maupun kegiatan ME, setelah wabah pandemic covid 19 mereda. Beberapa kegiatan ME Distrik XIII Cirebon sudah dilaksanakan secara offline namun tetap memperhatikan protocol kesehatan.
Ditengah-tengah kesibukan mempersiapkan Denas ME ke 49, persiapan lomba koor ME Nasional, mempersiapkan misa Novena pada tiap bulannya, dan kegiatan karitatif memberi makan kepada mereka yang lapar pada setiap hari Sabtu, ME Distrik XIII Cirebon mempunyai kewajipan untuk melahirkan anggota-anggota ME yang baru dengan mengadakan weekend marriage encounter atau sering disingkat dengan WEME, yang secara serentak diseluruh Indonesia dilaksanakan padatgl 29-31 Juli 2022. Distrik XIII Cirebon menyelenggarakan WEME di Griya Paseban Semarang.
Mengawali WEME angkatan ke-48, dengan rapat pembentukan panitia oleh pasutri Lukas Kristin, Sinhok Ayu dan Herry Sylvi dan teman-teman ME Angkatan 47 serta pembuatan grup panitia. Tugas panitia yang dirasa paling berat adalah menjaring para pasutri untuk ikut Week End ME. Banyak alasan yang dikemukakan, misalnya repot meningalkan anak, atau merasa relasi dengan pasangan baik-baik saja sehingga merasa tidak memerlukan WEME. Banyak pasutri yang beranggapan bahwa WEME dibutuhkan bagi mereka yang menghadapi masalah atau relasinya kurang baik.
Panitia sampai pada hari pelaksanaamnya mendapatkan sembilan pasutri untuk ikut WEME. Mereka adalah: Yayan Wing, Meni Wiwin, Anes Ayu, Oslan Rina, Jimer Rismawati, Bambang Lis, Sardiman Erni, Didi Heni, Iko Nila. Dengan pembawa materi Sinhok Ayu, Lukas Kristin, Laurent Dewi dan Romo Kris. Meski dirasa masih jauh dari harapan, tetapi tetap optimis bahwa yang sedikit ini akan menjadikan komunitas ME distrik XIII Cirebon lebih hidup.
Terasa plong tugas melahirkan ME angkatan 48 sudah selesai, mulai dari merekruit anggota baru, persiapan dan pemberangkatan sampai penjemputan sepulang dari WEME. Ucapan syukur pada Tuhan yang telah mengabulkan doa-doa kami. Mengingatkan kami sebagai pasangan suami istri yang ikut Weekend ME angkatan 47, mengenang saat itu aura wajah para pasutri senior yang dengan ramah senyum gembira dan bahagia mengajak dan menyambut kami bergabung sebagai anggota baru dalam komunitas ini. Merasakan kegembiraan dan kebahagiaan hidup sebagai pasangan suami istri haruslah ditularkan, sehingga lebih banyak lagi pasangan yang semakin harmonis dalam menjalani hidup sebagai pasangan. Kami dan rekan-rekan ME Angkatan 47 yang lain merasa terinspirasi, tersupport dan termotivasi untuk mengajak para pasutri yang baru untuk mengikuti Weekend ME Angkatan 48.
Dengan mengkuti Weekend ME kami sebagai pasangan diajari bagaimana cara membangun relasi yang baik, relasi yang lebih dekat dan dalam dengan pasangan. Kami sebagai pasangan merasa bersyukur telah mengikuti Weekend ME, kami sebagai pasutri diajak untuk saling belajar memahami, mengerti, menghormati dan menghargai pasangan yang ternyata sampai saat ini kami masih terus menerus belajar. Kami diajari untuk saling mengungkapkan perasaan, memuji, dan sekedar mengucapkan terima kasih pada pasangan dalam hal yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Seperti mengucap kan terima kasih atas masakan enak yang telah tersedia, mengucapkan terima kasih atas telah disiapkan pakaian seragam sebelum pergi. Hal sederhana yang dilakukan tersebut membuat relasi pasangan menjadi merasa dihargai, membuat pasangan senang dan bahagia.
Seperti judul majalah eRelasi saya berpikir bahwa kebahagiaan hidup tergantung ada tidaknya relasi, kebahagiaan hidup tak ternilai di dunia ini tergantung dari kedalaman relasi kita dengan Tuhan, demikian pula kebahagiaan hidup sebagai pasangan tergantung pula seberapa dalam relasi kita dengan pasangan. Kami sebagai pasutri merasa bersyukur bisa mengikuti Weekend ME. (EA/DS)
We love you & we need you