Terimakasih Keluarga Nasareth
oleh: RD Agustinus Dwiyantoro, D5-Keuskupan Purwokerto
Keputusan untuk memaknai perjalanan usia hidup 50 tahun di akhir bulan Agustus dari kebiasaan yang selama ini ada yaitu dengan kembali ke tanah kelahiran (orangtua) dan merubah dengan merangkai cerita baru dengan melakukan gowes dari paroki Hati Kudus Yesus Tegal ke paroki tertimur, Gembala Baik Limpung merangkaikan litani terimakasih. Terimakasih terutama kepada Yesus. Seperti pada kutipan Yes 46: 4 : “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku telah melakukannya dan mau terus menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu terus dan menyelamatkan kamu” demikianlah keyakinan akan Yesus yang memikul dan menopang dalam perjalanan.
Bukan dengan sepeda balap dan lahir dari kebiasaan rutin sehingga mampu perjalanan puluhan km, yang pada akhirnya juga tidak sampai yang dituju, masih 20 km lagi dari jarak 103 km dengan kondisi kram berat dan kelelahan serta panas terik. Sehari sebelum keberangkatan, ada obrolan bersama tim ME (pasutri Budi-Rita) dan makin mensyukuri tentang tipe kepribadian mana yang dominan. Kerap mencari alasan, memikirkan tujuan dan langkah yang jelas, terencana sementara ketika rencana gagal, bisa mencari alasan atau nilai-makna penuruan target, menjadi warna kepribadian pemikir. Terasa aneh karena pilihan sudah diniati, kelelahan dan ada gengsi untuk bisa menyelesaikan perjalanan, namun ketika kesakitan dan kelelahan menimpa, menjadikan menggerutu dan mencari-cari alasan untuk diiyakan. Perasaan negatif diiyakan tetapi jangan sampai berkepanjangan, yang penting sudah nyambung dengan maksud awal, merangkai narasi kehidupan. Terimakasih karena ini bukan adu kuat dan cepat melainkan besarnya rasa syukur. Ketika bercerita bersama rekan-rekan imam di paroki Limpung ini, selama tiga hari dua malam, akhirnya kosa kata terulang tipe pribadi dan memberi ruang perjumpaan melegakan. Terimakasih karena kesempatan weekend ME dapat saya ikuti dan kemudian didalami lebih lanjut dengan dialog.