Indah dalam Kesederhanaan
World Marriage Day distrik XIII Cirebon diselengarakan pada tanggal 24 Februari 2022 pukul 18.00 WIB di gereja Bunda Maria Cirebon. Misa yang dipimpin oleh pastur Antonius Haryanto, Pr. berlangsung dalam suasana penuh kesederhanaan. Mengingat situasi pandemi covid-19 dengan varian baru, maka harus menjaga protokol kesehatan yang ketat. Pasutri yang diperbolehkan hadir di gereja adalah pasutri yang berusia kurang dari 60 tahun, sementara pasutri yang berusia lebih dari 60 tahun dianjurkan untuk mengikuti misa secara live streaming.
Tema yang diusung adalah “Love One Another” artinya cintailah satu sama lain, yang merupakan perintah Yesus dalam injil Yohanes 15:12. Mencintai satu sama lain merupakan keputusan yang harus kita ambil setiap hari, sederhana namun penuh tantangan.
Tujuan diperingati World Marriage Day adalah untuk menghormati para suami istri sebagai kepala keluarga, unit dasar masyarakat, juga untuk menghargai dan memperingati indahnya kesetiaan, pengorbanan dan sukacita dalam hidup perkawinan sehari-hari. Maka dalam misa ada pembaharuan janji perkawinan, sehingga suami istri disegarkan kembali akan janji setianya, dalam untung dan malang, dalam sakit dan sehat, disaat suka maupun duka.
Dalam homilinya Pastur Antonius Haryanto, Pr. menegaskan bahwa perkawinan adalah etape besar kehidupan manusia. Perkawinan digambarkan orang yang bersiap menjalankan biduk perahu untuk menyelusuri perjalanan kehidupan hingga sampai pada kerajaan Allah. Keputusan besar ketika harus melepaskan kayuh, tambatan dari pelabuhan untuk memulai kehidupan baru. Kehidupan yang mengganti kata aku dan kamu menjadi kita, dimana ada ruang untuk mendengarkan satu sama lain, ruang dialog, ruang untuk mengalah, ruang untuk berkorban supaya perahu berjalan satu arah, se-iya se-kata. Ada tiga T yang harus dihidupi dalam hidup perkawinan, yaitu to have, to hold dan to honor. To have, pasutri saling memiliki satu sama lain, to hold yaitu saling memegang, merengkuh disaat sakit atau sedih, menarik kembali ketika ada yang terjatuh oleh badai, mengampuni dan memaafkan. To honor, suami istri saling menghormati, bukan atas bawah juga bukan nomor satu atau nomor dua, tetapi berjalan bersama dalam menjalani hidup.
Injil mengajak untuk memotong kaki atau memotong tangan, atau mencukil mata jika menyesatkan, diartikan bahwa setiap pasangan harus bisa juga memotong pikiran dan perasaan buruk untuk berbuat jahat menjadi baik, memotong sifat egois. Perlu koreksi setip waktu agar perahu yang bocor segera bisa ditambal hingga tidak sampai tenggelam.
Sin Hok Ayu sebagai kordis XIII Cirebon, merasa bersyukur misa WMD tetap bisa berjalan dengan hikmat ditengah wabah omicron yang sedang merajalela ini, dimana panitia dan petugas misa banyak yang tidak bsa hadir karena harus isolasi mandiri dan sakit. Sin Hok juga merasa sangat terkesan dengan mengucapkan janji pernikahan dengan bergandengan tangan dan saling memandang, mengingatkan kembali saat-saat indah dulu