Indah Pada Waktunya

Kekhawatiran pertama mengenai usaha yang kami kelola bersama, yaitu tempat kursus. Sewaktu awal pandemi kami masih santai. Kami berpikir hanya tutup 2 minggu,
setelah itu bisa lanjut seperti biasa. Tapi pada kenyataannya, terus berlanjut tutup tanpa ada kepastian kapan sekolah tatap muka diperbolehkan lagi. Kami bingung sekali. Harus bagaimana?

Selama masa pandemi ini ada banyak hal yang membuat kami merasa khawatir, bimbang dan takut.

Sekolah berganti jadi online, kami mengikuti berusaha beralih online. Tapi sebagian besar orang tua murid menolak, mereka bilang tunggu situasi dulu, anak-anak sendiri tidak nyaman dengan sekolah online. Berhentinya kegiatan kursus berarti berhenti juga pemasukan dari murid yang membayar uang kursus. Akhirnya setelah 3 bulan berlalu, dengan berat hati kami terpaksa memberhentikan staff admin dan office boy, karena tempat kursus tidak bisa buka menerima murid, otomatis tidak ada gunanya mereka datang ke tempat kursus.

Kemudian masalah guru-guru. Awalnya kami berusaha mempertahankan guru-guru tetap yang ada, ternyata ada beberapa guru yang bagus saat mengajar di kelas ternyata gaptek,tidak bisa mengajar secara online.Kami coba mengajari mereka cara menggunakan aplikasi meeting online, ada beberapa yang akhirnya menyerah, apalagi mempersiapkan materi online tidak semudah mempersiapkan kelas offline. Memindahkan aktifitas interaksi langsung di kelas menjadi online memang tidakmudah jika tidakmenguasai teknologinya. Bukan hanya untuk guru, tapi untuk murid yang kebetulan masih kecil yang butuh bantuan orang tua. Dengan kendala seperti itu banyak murid yang berhenti bahkan bisa dibilang hampir tidak ada yang mau kursus online sehingga kami menawarkan harga diskon, sampai free trial lagi, tapi masih belum bisa membuat peningkatan jumlah murid, ditambah lagi orang tua merasa sudah cukup lelah dengan mengawasi anak sekolah online, untuk apa harus ditambahkan kursus lagi?

Pergumulan berat bagi kami dalam situasi seperti ini. Kami membaca firman Tuhan, Tuhan berkata jangan takut, tapi dengan situasi seperti ini sungguh kami sangat takut, tempat kursus itu pendapatan utama kami. Apa yang harus kami lakukan?

Kami berdoa memohon petunjuk dari Tuhan, tapi doa kami tidak langsung dijawab. Ketika kami hampir putus asa, Tuhan membukakan jalan. Sebelum pandemi memang kami punya usaha lain yaitu dengan berjualan online dan hasil dari jualan online itu ternyata yang bisa membantu kondisi keuangan kami. Entah bagaimana caranya Tuhan itu sungguh ajaib dan sehingga orderan online kami bertambah terus, lalu kami pun diperkenalkan dengan bisnis online shopping mall lainnya, yang bisa dikerjakan dari rumah, dan usaha ini bisa membantu banyak orang di masa pandemi.

Lambat laun, murid-murid yang berminat kursus online pun bertambah, karena mereka mulai terbiasa dengan segala sesuatu yang serba online.

Ini benar-benar suatu kemurahan Tuhan bagi keluarga kami.

Di saat kita bisa menerima rasa takut yang muncul dan memohon pertolongan, Tuhan akan membukakan jalan dan memberikan yang terbaik kepada kita. Semua akan indah pada waktuNya. [IH,EA]

Start typing and press Enter to search