Testimoni Roni Irene angkatan 108 Denpasar
Pasutri Roni Irene
Saya bersyukur bisa mengikuti Weekend ME ini. Sebelumnya saya pikir kehidupan perkawinan kami biasa-biasa saja, bagaimana berelasi dengan pasangan itu sdh biasa kami praktekkan, baca buku, nonton video tentang kiat membangun rumah tangga cukuplah itu. Tiap hari marah-marah itu biasa, bertengkar dgn istri itu wajar, suami-istri mogok bicara itu lumrah, dan itu membuat luka-luka kecil, buat luka baru, di atas luka lama. Namun Weekend ME menawarkan cara lain sebagai jalan untuk ditempuh pasutri, diantaranya;
💞 Cara membangun Komunikasi
💞 Bagaimana pasutri Saling Mendengarkan
💞 Menyelesaikan masalah tanpa saling menyakiti
💝 Rencana TUHAN bagi perkawinan kita
💝 Perkawinan adalah Sakramen
Dan bagaimana sikap kita dengan masa lalu pasangan?
Saya bersyukur diberikan pemahaman yang baik dalam membangun relasi sebagai suami-istri. Ini sangat menolong saya dan istri dalam membangun hubungan kami di hari, bulan, dan tahun- tahun kedepan.
Setelah mengalami Weekend ME , saya membuat intisari sebagai berikut:
- Perkawinan Katolik bukan ‘RECEH’. Menikah tidak hanya sekedar cinta, pemberkatan, punya anak, urus rumah tangga dan tanggungjawab masa depan anak. TETAPI bagaimana pasangan dan anak-anak tidak terluka sepanjang jalan perkawinan, mengerti pasangan sebagaimana saya, mengerti diri sendiri. Jika saya mencintai anak saya, saya harus terlebih dahulu mencintai istri saya.
- Upaya dalam perkawinan adalah upaya merawat cinta; (bisa dibaca merawat kasih) bukan merawat perasaan. Taruhlah telinga di hati dan pakai lah hati untuk mendengar pasangan.
- Perkawinan Katolik itu KUDUS, dan TUHAN yg merancang semuanya. Ia yg memilih kita untuk hidup sebagai suami-istri, kita dipertemukan, timbul chemistry, sepakat menikah, TUHAN yang menguduskan, Tuhan pula yang memberkati kita dengan berkat jasmani dan rohani. Jika timbul masalah dalam perkawinan kita, datanglah kepada TUHAN. Bukan ke ‘orang pintar’🙈😄
- Bersandar pada pengertian sendiri itu bisa salah, mengandalkan kepandaian itu bisa keliru namun sharing perasaan itu bisa menjadi jalan keluar.
Para pembaca eRelasi yang terkasih. Relasi pasutri, hidup perkawinan kita, bisa jadi berkat, bisa juga jadi batu sandungan. Kita perlu merawat hidup perkawinan kita, membina relasi pasutri yang baik agar jika dilihat orang disekitar itu bisa jadi berkat.
Oleh karenanya di pagi yg indah ini saya bersyukur bisa hidup di tengah-tengah komunitas ME yang menjadi berkat dengan relasi pasutri yg baik.. Semoga Tuhan menolong perkawinan kita semua. (IH/DS )
Gianyar, 01.08.2022
💝
Pasutri Roni-Irene