Yuk, Atasi Zoom Fatigue Dalam Keluarga!
- eRelasi
- 12 October 2021
“Link Zoom untuk sore ini mana?”
“Aduh, poor connection nih! Aku off-cam dulu ya…”
“Masih di-mute…”
Pasutri Guntur Ima
Komunitas Marriage Encounter (ME) pun turut terdampak pandemi. Aktivitas komunitas seperti kelompok dialog, renewal, pertemuan ME tingkat paroki hingga nasional dan internasional pun dilakukan menggunakan Zoom. Penggunaan media Zoom untuk bertemu dan berkomunikasi secara virtual ini sangat efektif untuk mengatasi kendala jarak dan waktu selama pandemi. Tanpa khawatir resiko terpapar virus, anggota komunitas dapat tetap saling bertatap muka, bersalam sapa, berbagi, berdiskusi, bernyanyi dan berdoa bersama. Pertemuan melalui media virtual Zoom juga menekan kebutuhan untuk menyiapkan ruangan, dekorasi, dan konsumsi, serta meniadakan kelelahan menempuh perjalanan menuju lokasi acara. Namun solusi pertemuan virtual ini juga memiliki dampak negatif.
Kita dapat mengalami kelelahan psikologis saat menggunakan Zoom dengan durasi dan frekuensi yang cukup tinggi. Aktivitas yang sepertinya sederhana, hanya duduk dan menyimak layar kakas ternyata bisa berdampak negatif. Professor Jeremy Bailenson, seorang pakar psikologi dari Stanford University, Amerika Serikat, menguraikan ada 4 (empat) penyebab kelelahan yang kemudian dikenal sebagai “Zoom fatigue”, yaitu:
Saat kita mendengarkan pembicara, seringkali kita juga memperhatikan wajah-wajah lain pada layar yang juga “menatap” kita. Demikian pula ukuran wajah di layar seperti layaknya orang yang mendekatkan wajahnya ke wajah kita saat kita berinteraksi secara intim atau saat berkonflik.
Solusi: Hindari tampilan layar yang terlalu besar, gunakan keyboard eksternal untuk menambah jarak dari layar dan menciptakan ruang personal yang nyaman.
Aplikasi video conference menyediakan fitur untuk dapat melihat diri kita sendiri, seolah kita sedang berkaca. Jika hal ini terus berlangsung selama beberapa jam setiap hari, maka kondisi psikologis kita akan mengalami stress dan kelelahan.
Solusi: Gunakan fitur “hide self-view” untuk mencegah melihat diri kita sendiri saat video conference.
Solusi: Buatlah “ruang personal” Anda sendiri yang memungkinkan Anda tetap bergerak, misalnya dengan mematikan kamera video selama beberapa saat dan bergerak secukupnya.
Solusi: Dalam durasi video conference yang panjang, Anda bisa meminta izin untuk menggunakan suara saja (audio only), bahkan juga meninggalkan layar komputer sambil tetap menyimak suara.