Suka Cita Cinta Dalam Keluarga
- eRelasi
- 12 October 2021
Tahukah para pasutri semua tentang apa itu Amoris Laetitia? Apa arti keluarga bagi pasangan suami istri? Bagaimana mewujudkan sukacita cinta dalam kehidupan berkeluarga? Sekelumit kecil pertanyaan itu mengiringi refleksi tentang hadirnya sukacita cinta dalam keluarga kecil kami. Kami menyadari relasi kami yang telah dipersatukan sebagai pasangan suami istri adalah perwujudan gereja kecil.
Gereja menyatakan bahwa perkawinan adalah jalan menuju kekudusan. Perkawinan sakramental hendak menegaskan kesejatian cinta pasutri yang senantiasa diterangi oleh cinta Kristus yang tersalib, yakni kesiapsediaan untuk berkorban bagi pasangannya. Inilah sharing kami tentang amoris laetitia
Nur:
Sebagai kepala keluarga aku merasa senang kalau pasanganku dan anak-anak bersikap hormat kepadaku, tapi tanpa kusadari perilakuku membuat kedua putri kami tidak dekat denganku.
Wiwin:
Sejak awal menikah aku memang fokus buat keluarga mengurus anak sendiri. Maka tak heran kalau anak-anak sangat dekat denganku.
Nur:
Sejak mengenal Marriage Encounter aku sadar, Tuhan telah berkenan mengasihi aku. Perilaku yang telah aku tunjukkan selama ini telah membuat kedua putri kami takut padaku. Hal ini dikarenakan aku seringkali bersikap otoriter pada mereka. Aku merasa sedih dan kecewa.
Aku berusaha merubah perilakuku dengan pasangan dan anak-anakku. Aku merasa harus memperlihatkan wajah kerahiman dan belas kasih Allah. Usahaku mulai ada hasilnya dengan aku menawarkan untuk mengantar keperluan putri kami, kemudian mengajak putri kami makan makanan kesukaannya. Membiasakan ke gereja bersama, mengikut misa mingguan bersama anak-anak kami.
Wiwin:
Dalam usahaku ikut mendekatkan relasi anak-anak dengan pasanganku aku selalu memberi kesempatan pada pasanganku dalam urusan anak-anak. Misal mengantar anak membeli keperluan sekolahnya atau menjemput anak pulang sekolah.
Nur:
Tak terasa putri kami yang pertama sudah bekerja di luar kota dan si kecil sudah kuliah semester 3. Kedekatanku dengan putri kami yang di luar kota masih terasa sampai saat ini. Di saat aku ulang tahun, putri kami memberikan hadiah buatku. Itu membuat aku bahagia. Dan putri kami yang kecil juga perhatian dan sayang padaku. Aku merasakan hadirnya sukacita cinta dalam keluarga.
Wiwin:
Aku merasa ikut bahagia dengan adanya perubahan dari pasanganku karena telah membuahkan sukacita cinta buat keluarga kami. Kami berhasil membiasakan untuk bisa pergi ke gereja bersama-sama dan saling mendoakan. Kebiasaan berdoa telah menjadi dasar untuk membangun iman dalam keluarga kecil kami. Hal ini juga berpengaruh pada relasi kami dengan gereja beserta para pastor serta lingkungan dan sesama menjadi semakin baik.
Suka cita dalam keluarga dengan berpegang pada Injil akan selalu kami usahakan dan terus perjuangkan. Semuanya untuk mencapai kebahagiaan dalam keluarga kami. Ini semua membawa kami kembali kepada perintah Yesus: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” (Yoh 13:34).
Kami yang sudah diselamatkan itu diutus untuk menjadi saksi-saksi kasih terutama menjadi saksi sukacita cinta mulai dari keluarga. Selanjutnya kami merasa terpanggil untuk menjadi saksi kasih dalam komunitas, salah satunya di Marriage Encounter. Semoga semangat Amoris Laetitia selalu hadir untuk semua keluarga. (DS/IH)
We love you-we need you