Dialog ala Amoris Laetitia (AL)

Dialog itu Istimewa

Saat berbicara tentang cinta kasih dalam perkawinan, Bapa Paus Fransiskus menyarankan agar pasutri dapat menggambarkan Injil dalam perkawinan dan keluarga melalui peristiwa hidup sehari-hari. Untuk menggambarkan Injil ini, hidup mereka perlu diterangi atau digerakkan oleh cinta kasih. Cinta kasih ini merupakan sumber energi serta inspirasi bagi kehidupan keluarga dan perkawinan. (bdk AL 89)

Seperti apa bentuk energi itu? Hal ini tergambar dengan baik dalam perumpamaan tentang pokok anggur, di mana Tuhan Yesus mengajar kita bahwa kasih Tuhan adalah sumber kehidupan, nutrisi bagi kehidupan perkawinan. Kasih itulah yang menjiwai hidup dan perkawinan kita sebagai ranting-rantingnya, sehingga bisa menghasilkan buah-buah. Tetap tersambung kepada Kristus, merupakan jaminan hidup kita (bdk Yoh 15:5)

Bapa Paus menekankan bahwa sangatlah penting bagi kita untuk mendorong perkembangan kasih ke tingkat yang lebih baik. Adapun caranya adalah dengan mengakui keterbatasan, kekurangan dan ketidaksempurnaan anggota keluarga kita. Hal tersebut dimaknai sebagai panggilan untuk bertumbuh bersama dan menguatkan kasih yang ada.
Agar tetap tumbuh bersama meski dalam ketidaksempurnaan, Bapa Paus menyarankan metode dialog antara suami dan istri. Hal ini akan menjadi cara istimewa sebagai sarana untuk menghayati, mengungkapkan serta membangun kasih dalam perkawinan dan keluarga.

Kunci Keberhasilan Dialog

Dialog baru akan berhasil bila kita terus berlatih untuk menggunakannya secara benar. (AL 137)
Yang mendasar adalah menyiapkan diri serta waktu yang berkualitas sebelum berdialog. Artinya kita perlu membangun niat untuk mendengarkan dengan sabar dan penuh perhatian pada pasangan, atau teman dialog. Adapun tujuannya adalah agar semua yang diungkapkan pasangan, baik pikiran maupun perasaannya, dapat ditangkap, dimengerti dengan baik. Dengan demikian kita diharapkan bisa menerima walaupun mungkin kita tidak setuju dengan pendapatnya, atau perasaannya. Bertanyalah hanya untuk melengkapi pemahaman kita.

Hal lain, yang disarankan Bapa Paus tentang dialog adalah menumbuhkan kebiasaan untuk menghargai pasangan, sehingga mereka diberi kebebasan untuk mengungkapkan dirinya, menyampaikan sudut pandangnya atas suatu tantangan yang mereka hadapi, tanpa ada tekanan. (AL 138)

Tetaplah berpikiran terbuka, untuk mau menerima apa yang disampaikan. Ingatlah dialog adalah proses untuk saling memahami. Bukan untuk menyelesaikan masalah. (AL 139)

Tunjukkan juga sikap kasih pada pasangan yang sedang berbicara. Kasih yang tulus akan menghilangkan penghalang-penghalang untuk bisa memahaminya dengan baik, disamping itu ia pun akan leluasa mengungkapkan pikiran dan perasaannya. (AL 140)

Maka dengan demikian menyiapkan diri dan waktu berkualitas, menumbuhkan kebiasaan menghargai pasangan, berpikiran terbuka serta sikap kasih yang tulus merupakan kunci keberhasilan dialog.

Komunitas Sebagai Promotor Dialog

Menumbuhkan dialog sebagai sebuah kebiasaan baru bagi pasutri bukanlah hal yang mudah. Hal ini mengingat ada begitu banyak tantangan yang muncul dalam mewujudkannya. Hal yang lazim adalah tentang kesibukan suami dan istri dalam pekerjaan dan urusan rumah tangga. Sehingga suami istri kesulitan menemukan waktu yang tepat untuk berdialog. Hal lainnya adalah mengenai dukungan pihak lain ketika menghadapi tantangan saat berdialog, situasi ketika dialog dirasa menjadi pemicu konflik.

Sebagai alternatif solusi menjawab tantangan ini, gerakan cinta kasih ME memperkenalkan teknik dialog dalam WeekEnd ME. Tehnik ini terus ditumbuh-kembangkan dalam pertemuan lanjutan dalam bentuk Bridge Process. Selanjutnya ada dukungan komunitas dalam kelompok dialog yang akan mendampingi para pasutri berdialog dengan metode yang benar serta penuh kasih tentunya.

Dengan dukungan komunitas sebagai promotor dialog, diharapkan mampu menjadikan dialog sebagai way of life yang terus menumbuhkan relasi.

Akhirnya, marilah kita terus menggunakan dialog untuk menumbuhkan cinta kasih yang terjalin antara suami dan istri, atau antara Pastor/rohaniwan dengan rekan sekomunitas dan umat . Dialog ala Amoris Laetitia menjadi salah satu cara untuk menumbuhkan relasi yang dijiwai cinta kasih yang tulus. Berdialoglah setiap hari, demi relasi kasihmu. (BR/08/2021) (IJ/MJ)

Start typing and press Enter to search