Doa Pertemuan Keluarga Sedunia X
- Morist MSF
- 19 October 2021
Keuskupan Roma dan Dikasteri untuk Awam, Keluarga dan Kehidupan mempresentasikan doa resmi Pertemuan Keluarga Dunia X yang akan diadakan di Roma dari tanggal 22 hingga 26 Juni 2022. Dan tagar resmi adalah : #WMOF2022.
“Berdoa adalah cara untuk memasuki jantung Tahun Amoris Laetitia dan persiapan acara di Roma. Banyak keluarga dan banyak komunitas – lanjutnya – telah lama menunggu untuk dapat hadir mengikutinya, setidaknya secara spiritual, menuju Roma. Doa ini akan menemani mereka dan membantu mereka memahami pesan pertemuan itu”.
“Doa akan menjadi pusat dari perjalanan persiapan. Doa akan membimbing seluruh pekerjaan dan memberikan inspirasi untuk berdiscernment, dalam terang iman, atas tantangan-tantangan baru yang muncul karena keadaan darurat pandemi yang dihadapi oleh komunitas gerejawi terhadap keluarga”, tambah Kardinal Vikaris Angelo De Donatis. Untuk itu, “Saya mengundang setiap orang untuk mempersiapkan diri bagi acara rahmat ini dimana Gereja Roma, sebagai Tuan Rumah penuh sukacita dengan mempersembahkan doa ini kepada Tuhan dalam keintiman keluarga mereka, bersama-sama dengan paroki dan keuskupan”.
Doa, yang disusun untuk Pertemuan Keluarga Dunia X, muncul dari rasa syukur mendalam kepada Bapa Surgawi atas anugerah besar keluarga, tempat istimewa relasi cinta serta doa, sebagaimana tampak terutana di masa pandemi ini. Teks tersebut diilhami oleh tema pertemuan yang dipilih oleh Paus Fransiskus: “Cinta keluarga: panggilan dan jalan menuju kekudusan”. Doa dipahami sebagai sarana pastoral: bisa didoakan mulai saat ini di paroki, di komunitas, di rumah untuk mempersiapkan acara internasional tahun depan.
“Dari hidup cinta keluarga itulah lahir panggilan setiap anak; Cinta yang dirasakan di rumah ini menjadi langkah awal jalan kekudusan – tambah Kardinal Farrel. Pengalaman doa memberikan makna mendalam dan menyelamatkan mengenai relasi hidup sehari-hari. Binomi Keluarga dan panggilan bersama keluarga dan kekudusan menunjukkan bagaimana relasi keluarga sangat penting dalam menumbuhkan cinta. Di era yang ditandai dengan pencobaan dan kesulitan, dimana keluarga hidup dan menghadapi tantangan serta kesulitan, membahas mengenai kekudusan keluarga mungkin tampak ketinggalan zaman atau tidak menguntungkan.
Oleh karena itu doa merupakan senjata penting untuk menghayati secara penuh sakramen perkawinan. Relasi dengan Allah membantu dan membantu pasangan suami isteri untuk menghidupi rahmat sakramen dalam pergumulan hidup sehari-hari sehari-hari. Hidup kita selalu dapat menjadi jalan kekudusan setiap pribadi, pasangan suami isteri atau keluarga, sebuah jalan untuk menumbuhkan cinta satu dengan yang lain. Setiap anggota keluarga, anak-anak, remaja, orang tua atau kakek nenek, dipanggil untuk menemukan kembali dalam dirinya sendiri panggilan menuju kekudusan. Dalam arti ini, kehidupan keluarga dapat menjadi ungkapan “wajah terindah Gereja” (GE 9). Cinta kasih keluarga menjadi jalan kekudusan ini dapat kita temukan ketika kita membaca bersama Amoris Laetitia dan Gaudete et Exsultate, sebagaimana diusulkan oleh Paus Fransiskus di dalam tema Pertemuan Keluarga se Dunia X.
“Pasangan suami isteri kristiani – lanjut Kardinal De Donatis -, mengikuti jejak orang-orang kudus dan didukung oleh perantaraan mereka, untuk berjalan bersama mereka di jalan kekudusan. Dengan teladan orang tua Santa Theresia dari Lisieux atau pasangan Beltrame Quattrocchi, pasangan suami isteri dipanggil untuk hidup dalam iman mengatasi pencobaan hidup yang sulit, dan untuk menghayati kesetiaan Kristus dalam relasi cinta kasih mereka. Dari kasih setia Tuhan inilah mengalur dorongan untuk mewartakan kasih-Nya dan menjadikan keluarga “jalan Gereja” (AL 69), tempat untuk memelihara panggilan baru “.
(diterjemahkan dari familia.va oleh MoRist MSF)