Tak Syukur Maka Tak Sukacita
Dari Pesimis Hingga Optimis
Saat memperoleh informasi dari Koordinator Distrik (Kordis) tentang kegiatan Community Choir Festival (CCF) yang akan diselenggarakan oleh ME Indonesia, perasaan seketika yang muncul adalah kaget, terlebih ketika kami (Hety – Adi) diserahi tugas dan ditunjuk oleh Kordis untuk dapat mengkoordinir anggota komunitas di Samarinda agar dapat mengikuti kegiatan tersebut. Setelah membaca syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang ditentukan oleh panitia, muncul perasaan khawatir. Ketika kami gali lebih dalam lagi, perasaan terkuat yang ada adalah ragu-ragu dan pesimis. Apakah kami dapat mengikuti kegiatan tersebut mengingat sebagian besar dari pasutri ME tidak terbiasa mengikuti/tergabung dalam kelompok paduan suara. Apalagi ketika syarat yang ditentukan adalah harus berpasangan yang artinya suami istri harus terlibat bersama-sama. Hal ini menjadi kendala tersendiri. Banyak pasutri yang tidak dua-duanya bisa/terbiasa bernyanyi dan memiliki suara yang mendukung, kebanyakan hanya salah satu saja. Kami membayangkan akan sangat sulit mengajak para pasutri berlatih bernyanyi terlebih melihat aransemen lagu wajib dan lagu pilihan yang kami anggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dengan pemecahan 4 suara (Sopran, Alto, Tenor dan Bas) serta beberapa kali modulasi. Kami benar-benar merasa pesimis saat itu. Kami hampir yakin bahwa tidak akan berhasil. Namun kami mulai menata hati untuk membangun optimisme ditengah segala keterbatasan.
Dari Perasaan Syukur Hingga Sukacita Relasi
Dengan mengacu pada tujuan diadakannya kegiatan CCF ini yaitu sebagai sarana mengumpulkan dan mengaktifkan komunitas, akhirnya kami mencoba mengundang seluruh komunitas yang ada. Benar-benar diluar perkiraan kami, sambutan para pasutri sungguh luar biasa. Sebagian besar pasutri mau hadir dan ikut terlibat. Kami sepakat tidak akan menentukan standar tertentu dan melakukan seleksi. Harapan terbesar kami adalah dapat mengajak sebanyak-banyaknya pasutri ME untuk ikut bergabung. Tidak menjadi soal apakah suaranya bagus atau kurang bagus, terbiasa bernyanyi atau tidak, yang penting berkumpul dan latihan bersama-sama.
Sungguh, semua diluar dugaan. Pasutri yang mau terlibat melebihi jumlah yang ditentukan panitia, sehingga kami dapat membentuk lebih dari satu kelompok paduan suara. Hal yang juga sangat membahagiakan kami adalah semangat para pasutri dalam berlatih. Para pasutri berusaha selalu hadir sesuai jadwal latihan yang telah ditentukan, dua kali seminggu. Bahkan, latihan menjadi saat-saat yang ditunggu-tunggu oleh seluruh pasutri. Ada beberapa pasutri yang mengatakan ingin rasanya setiap hari bisa latihan. Kami semua merasakan sukacita yang luar biasa. Meskipun terbagi dalam dua kelompok yang nantinya akan menjadi rival pada saat festival, tetapi kami tetap latihan bersama-sama, saling membantu, saling mendukung dan saling menyemangati. Kami juga saling menghargai dan memberi masukan saat kelompok lain berlatih hingga hasilnya-pun cukup bagus. Kami sungguh merasakan suasana kekeluargaan yang penuh cinta.
Ketika tiba saatnya kegiatan CCF Distrik 17 Samarinda dilaksanakan di Keuskupan Agung Samarinda pada tanggal 14 Agustus 2022, suasana yang tercipta adalah sukacita dan kegembiraan. Meskipun kami berusaha tampil sebaik-baiknya, tidak ada rasa permusuhan sedikitpun, bahkan kami tetap saling mendukung dan memberi semangat satu sama lain.
Kami memang tidak menjadi juara, tetapi kami merasa sangat senang dan bahagia karena kami telah memenangkan festival itu. Hal-hal yang dapat kami garisbawahi adalah kerelaan untuk berkorban satu sama lain yang dilandasi oleh cinta. Kami sangat bersyukur atas cinta tulus para pasutri. Beberapa pengorbanan yang bisa disharingkan adalah banyak pasangan yang rela terlibat demi pasangannya dengan berkorban mengatur waktu kerja agar bisa mendampingi pasangan, berusaha semangat latihan demi pasangan meskipun mengalami trauma masa kecil dalam hal bernyanyi, tekun latihan meskipun belum pernah terlibat paduan suara agar dapat mendampingi pasangan, rela berlatih lebih giat agar dapat bernyanyi bersama pasangan meskipun belum pernah tergabung dalam kelompok paduan suara, rela berusaha menghapus rasa takut saat harus berduet dengan pasangan meskipun selama ini tidak pernah berani bernyanyi duet atau solo, dan masih banyak pengorbanan-pengorbanan lain. Semua itu adalah bentuk dan ungkapan cinta terhadap pasangan dan terhadap komunitas. Selama proses latihan bersama, kami merasakan relasi kami semakin dekat secara pribadi sebagai pasutri maupun sebagai anggota komunitas. Kami sangat mensyukurinya. Jika sebelumnya ada pepatah tak kenal maka tak sayang, maka melalui rangkaian kegiatan CCF kami mendapatkan pepatah baru yaitu tak syukur maka tak sukacita
Terimakasih untuk kegiatan CCF yang benar-benar bisa menjadi sarana berkumpul dan bertumbuh, sekaligus menghadirkan sukacita dalam relasi bagi kami para pasutri dan komunitas ME Distrk 17 Samarinda. WLY WNY.
(IH/WN)