Kala Tongkat Estafet Berpindah ke Tangan Orang Muda

Misa Perutusan Kormep dan Rekan Karya Periode 2022-2025 Paroki Kedoya diadakan pada tanggal 23 Agustus 2021. Tongkat estafet Koordinator ME Paroki (Kormep) telah berpindah dari pasutri Sebastian-Listija kepada pasutri Agus-Imelda.

Peralihan tongkat estafet kepemimpinan pada suatu komunitas sejatinya adalah hal yang biasa. Ibarat perlombaan lari estafet, setelah menempuh jarak tertentu, pelari pertama akan memberikan tongkat estafet kepada pelari kedua dan seterusnya.

Lalu, apa yang menarik dari pemindahan tongkat estafet kali ini? Kami mencatat setidaknya ada dua hal.

  • Pertama, pasutri muda mengisi seluruh peran dalam tim inti
    Pasutri Agus-Imelda, Kormep terpilih, adalah pasutri muda. Demikian juga pasutri Yuyu-Titin sebagai Wakil Kormep I, pasutri Albert-Deby sebagai Sekretaris I, dan pasutri Hady-Hellen sebagai Bendahara I.
  • Kedua, yang telah purna tugas tetap setia mendampingi
    Tercatat ada 56 partisipan pada Misa Perutusan yang dilakukan melalui zoom, 6 diantaranya Kormep Paroki Kedoya yang telah purna tugas.

Mereka adalah pasutri Sandjaja-Erna, Halim-Henny, Eddi-Liana, Alex-Wani, Arif-Reninta, dan Sebastian-Listija. Beberapa diantara mereka bahkan sudah pindah lokasi tempat tinggal dan pindah Paroki. Namun, hal itu tidak mengurangi kesetiaan mereka untuk tetap mendampingi dan berjalan bersama ME Paroki Kedoya.
Sebagai tanda pemindahan tongkat estafet, setelah Misa Perutusan, dilakukan serah terima vandel dari pasutri Sebastian-Listija kepada pasutri Agus-Imelda.

Kesan dan pesan

Rekan Karya ME St Andreas 2022 – 2025

Dalam sambutan pembukaan, Pastor Celsius Mayabubun, MSC., Pastor Kepala Paroki Kedoya mengajak para pengurus baru untuk bersyukur karena kepemimpinan dalam ME dapat terus berlangsung. Semua itu karena rahmat Tuhan.

Pastor yang akrab disapa Romo Cel ini secara khusus berdoa agar Tuhan yang maha kasih menganugerahkan rahmat dan kekuatan. Beliau juga mengingatkan bahwa ada tugas, ada rahmat.

Sementara itu, Pastor Samuel Made Putrayasa, MSC., moderator ME Paroki Kedoya, mengatakan terkesan dengan adanya kebersamaan di Komunitas ME yang saling meneguhkan, menguatkan, mengingatkan dan menegaskan relasi pasutri dalam tugas perutusan.

Romo Made, demikian pastor muda ini akrab disapa, mengingatkan bahwa cinta harus selalu dibangun. Pasutri perlu menampakkan cinta Kristus dalam relasi cinta kasih mereka. Perkawinan sakramental akan membangun komunitas keselamatan.

Perkawinan yang sakramental menghadirkan cinta Tuhan, mengantar keluarga kepada keselamatan. Dalam ME, relasi lebih ditampakkan, diteguhkan, dan dikuatkan. Dalam pelayanan ME di Gereja, tersirat tugas-tugas pelayanan sebagai keluarga.

Selain berdoa untuk kormep baru, Romo Made juga mengingatkan tentang berkat perutusan dan semangat yang harus dibangun untuk pelayanan, kegairahan, dan pengabdian.

Tentang rahmat Allah yang ada di balik tugas, diingatkan kembali oleh pasutri Chris Lely, Kordis ME Jakarta. Chris mengingatkan bahwa Allah memilih kita dengan segala kelemahan. Kasih Allah yang luar biasa akan menyertai. Kalau Allah yang menyertai, semua kekurangan tidak menjadi masalah. Chris juga mengingatkan agar para pengurus ME menjadi lilin, obor, dan pelita bagi keluarga-keluarga di Paroki Kedoya. Senada, Lely menyatakan apresiasi dan kebanggaan akan semua komunitas ME Paroki Kedoya. Seraya mengatakan senang melihat kepemimpinan yang berkelanjutan dan tongkat estafet yang terus berjalan, Lely mengingatkan agar ME tetap membawa harapan dan kegembiraan kepada keluarga-keluarga, khususnya dalam masa pandemi.

Tetap kompak, berjalan bersama, melayani dengan penuh sukacita, dan tetap semangat walaupun dalam pandemi, juga menjadi harapan pasutri Pocky-Acu sebagai Angle Couple.

Pasutri Arif-Reninta, Koordinator Bidang Kategorial I yang menaungi PDPKK, KKMK, Lumen Christi, dan ME mengungkapkan kegembiraan mereka karena tongkat estafet beralih ke generasi muda. “Semoga hal ini dapat meradiasi pasutri muda untuk bergabung, meradiasi pasutri senior agar tetap berjiwa muda. Semoga seluruh pasutri ME dapat saling membangun relasi, saling memperkaya di dalam Kristus,” pungkas Reninta.

Sebagai kormep yang menyerahkan tongkat estafet, pasutri Sebastian-Listija mengucapkan terima kasih atas dukungan para pasutri. Mereka merasa dicintai seperti satu keluarga besar. Mereka juga berharap agar ME Kedoya tetap kompak dan bersatu untuk kemajuan.

Kormep baru, pasutri Agus-Imelda, mengatakan senang luar biasa karena semua sangat suportif. Mereka berharap semoga terus didukung dan dapat melaksanakan pelayanan.

Mewakili para pasutri senior di komunitas ME, pasutri Amir-Lian memberi selamat kepada kormep terpilih dan meneguhkan bahwa para pasutri senior akan tetap memberi dukungan dalam pelayanan ME ke depan.

Tetap melangkah ke depan dalam kegembiraan dan harapan

Dalam pesan penutup, Romo Cel sekali lagi bersyukur bahwa orang muda dipercaya untuk memimpin ME Kedoya. Beliau yakin bahwa ini akan menjadi perjalanan yang memperkaya dan berharap agar ME Kedoya makin hari makin tangguh.

Romo Cel mengingatkan bahwa ada Tuhan Yesus dan pasutri-pasutri yang lain yang berjalan di depan, di samping, dan di belakang, bersama para pengurus baru dalam kegembiraan dan harapan. Gembira terutama karena tahu bahwa Tuhan Yesus dan teman-teman selalu menyertai.

Perjalanan ke depan tidak mudah karena kita ada di situasi yang sulit namun hidup harus terus berlangsung. ME harus terus melangkah ke depan. Semangat harus tumbuh kokoh kuat dan berharap banyak pasutri muda bergabung dengan komunitas ME. (WN/ )

Start typing and press Enter to search