Kasih Tuhan Akan Indah Pada Waktu-Nya

Tuhan bekerja dengan Cara-Nya - Sharing Festival UeRL
Bagaimana jatuh bangun untuk melibatkan komunitas dalam membuat naskah, latihan dan syuting Festival UeRL

Rm. Andy Gunardi, Pr.,:
Terus terang saya tidak bisa terlibat langsung dalam proses pembuatan naskah, latihan dan seterusnya,  karena kesibukan saat itu. Untuk pembuatan, latihan dan syuting lebih banyak dikelola oleh rekan-rekan komunitas. Mereka sangat menghayati semangat ME, sehingga saya yakin bahwa mereka dapat menjalankannya, jadi saya tidak perlu kuatir dan dapat mengerjakan yang lainnya.

Rm. Budi Santoso, MSC.,:
Saya mendapat peran kecil dan sederhana, yaitu cuma mengisi suara Yesus.

Tetapi saya sangat senang dan menikmati proses seni pembuatan videonya. Saya salut dengan sutradara yang menulis naskah dan menyutradarainya, juga salut dengan penata musiknya.  Apalagi dengan polesan teknik video visual yang up to date, maka jadilah karya seni yang apik. Ada kerjasama yang baik, memancing kreativitas dan menyenangkan.

Ketika saya menonton dan menikmati karya seni dari masing-masing Distrik ME, wouw….keren banget. Saya sangat menikmatinya. Acung dua jempol untuk semua aktivitas seni Festival UeRL. Berbagai ragam budaya lokal muncul menginterpretasikan kisah Kejadian sampai pesan  makna perkawinan dalam Perjanjian Baru.

Darah seni teater yang sudah lama tidur seperti dibangunkan kembali. Hayo ME Distrik Jakarta, buat lagi dan kreatif lagi. Kita buat wadah seni ME JAKARTE…..sehingga bukan hanya KD aje….. kita kudu mikirin punya Sanggar Seni ME JAKARTA yang bisa menjadi media untuk menyampaikan visi, misi dan pesan ME.

semangat dari komunitas dengan talenta seni

Chris Lely:
Festival ini sangat menantang, karena berlangsung ketika pandemi sedang melanda, sehingga tidak memungkinkan untuk pertemuan fisik untuk meredam penyebaran covid-19. Namun semangat, sambutan hangat dan positif dari komunitas dalam menanggapi ajakan untuk berpartisipasi menyemangati kami. Satu demi satu volunteer pasutri yang rata-rata bukan pekerja seni dengan modal semangat menyatakan siap. Rangkaian proses mulai sosialisasi melalui kelompok dialog dengan menggunakan tema-tema festival sampai dengan proses perencanaan dan produksi, semuanya diusahakan dengan meminimalkan perjumpaan fisik, ternyata bisa dan semuanya berjalan lancar.

Ternyata benar Tuhan tidak meninggalkan kita dalam masa pandemi. Dia menuntun kami menyapa pasutri yang tepat untuk berkolaborasi. Kami merasa terharu, senang dan bersyukur setelah merampungkan semua. Harapan kami, festival ini menjadi kenangan indah, komunitas dapat terus bergerak walaupun terbatas karena pandemi. Semoga pijar semangat dari pilar komunitas ini akhirnya menggerakkan juga seluruh pilar yang lain.

perencanaan dengan prokes yang ketat

Longginus Santi:
Dering bunyi ponsel Santi tiba-tiba menghentikan pertengkaran  kami. Dari ujung sana terdengar suara khas Koordinator Distrik 1 Jakarta pasutri Chris Lely, “Halo Santi apa kabar?” sapa mereka. Yang disapa menjawab dengan sesenggukan tanda sedang menangis. Ya, siang itu 14 Februari 2021 kami sedang terlibat pertengkaran panas, Santi mendapati saya mengirim paket makanan kepada seseorang yang berulang tahun, penyebab utama bukan soal kiriman kue, tapi kehadiran orang ketiga dalam relasi kami. Santi kecewa, saya telah menghianatinya, dalam pertengkaran itu dering telepon dari Chris Lely menyela kami, Chris Lely langsung menceritakan keinginan mereka untuk meminta Santi Long sebagai koordinator Festival UeRL. Santi lalu memasang speaker phone agar kami bisa mendengar bersama. Kami bertanya-tanya, apa itu UeRL. Chris Lely menjelaskan panjang lebar, dan berharap kami mau menerima tawarannya.

Tuhan bekerja dengan cara-Nya, bagaimana mungkin dalam pertengkaran panas kami, dalam luka batin kami, tiba-tiba kordis telepon dan meminta kami mengkoordinir Festival UeRL ini? Kenapa kordis yang menghubungi kami langsung? Kenapa tidak staf kordis atau orang lain yang ditunjuk? Lalu kenapa kami yang sedang luka karena relasi yang tak kunjung baik, harus diberi tanggung jawab ini? Kenapa bukan teman-teman lain yang lebih baik dari kami? Setumpuk pertanyaan membuat kami diam, merenung dan tidak bisa melakukan apa-apa saat itu. Sepeninggal telepon dari Chris Lely, kami tidak lagi bertengkar, meski Santi masih sakit hati dan marah terhadapku. Perlahan kami mulai memikirkan kembali apa yang ditawarkan kordis  tadi. Jujur saja perasaan kami campur aduk tak karuan.

Semua datang bukan kebetulan, Tuhan sudah punya rencana untuk kami. Santi memang berlatar belakang pekerja seni dan saya, banyak orang menyebut punya kemampuan public speaking yang baik. Mungkin Tuhan mengirim kordis untuk menghentikan pertengkaran kami dan memberi kami kesempatan dan tantangan baru untuk bersatu dan bekerjasama. Tuhan bekerja dengan cara-Nya. Kami mulai berdiskusi untuk merancang ide dan kreativitas Festival ini, kami sadar ini tidak boleh main-main dan sembarangan, Festival dalam rangka HUT WWME Indonesia ke-46 adalah kegiatan nasional yang pasti melibatkan banyak peserta dari seluruh Indonesia.

Santi memimpin tim distrik 1 Jakarta untuk menyiapkan persembahan yang akan ditampilkan. Kami kemudian berproses bersama, rapat-rapat melalui zoom dengan kordis, panitia dan komunitas ME distrik 1 Jakarta dilakukan intens. Bersyukur banyak anggota komunitas ME mendukung dan terlibat dalam festival ini, tidak ketinggalan bakat bakat musik dan arransemen keluarga besar ME Distrik 1 Jakarta ikut mewarnai proses panjang penciptaan karya ini. Karena masa pandemi dan awal pemberlakukan PPKM oleh pemerintah maka kami membatasi diri seminimal mungkin untuk berkumpul dalam jumlah orang yang banyak. Proses shooting kami lakukan door to door ke rumah para pelaku adegan, karya seni dengan tema Sang Kasih ini pada akhirnya selesai dan ditampilkan dalam Festival UeRL pada 24-25 Juli 2021. Perasaan kami senang, bangga dan terharu dapat menyaksikan karya tersebut ditampilkan dan dinikmati  anggota komunitas seluruh Indonesia.

totalitas pemeran

Tuhan bekerja dengan cara-Nya untuk memulihkan relasi kami sebagai pasutri. Aku tahu Santi masih amat terluka karena perbuatanku, namun Santi tetap setia dan bekerja keras dalam mempersiapkan karya untuk Festival ini. Aku hanya sebagai penyambung komunikasi saja dengan anggota komunitas. Perasaan kami sangat bahagia, Tuhan begitu baik, mengirim orang-orang yang tulus membantu kami dalam proses ini, sebagian yang tahu kami sedang bergelut dengan masalah relasi kami, mereka membantu menguatkan dan memberikan kami peneguhan dan semangat. Terimakasih untuk  Budi Wulan yang selalu sigap mengawal proses ini, mereka juga menyediakan rumahnya untuk proses editing bahkan sampai bermalam dirumahnya. Perasaan kami senang dan bangga memiliki partner kerja yang selalu menularkan energi positif, optimisme dan semangat pantang menyerah.

Saat ini kami masih proses pemulihan relasi kami untuk menjadi baik dan lebih baik kedepan. Namun kegiatan Festival UeRL ini kami yakini sebagai pintu masuk Tuhan yang bekerja dengan cara-Nya membantu menghentikan pertengkaran dan perlahan memulihkan relasi kami. Terimakasih Kordis Chris Lely, yang kami yakini sebagai perpanjangan tangan Tuhan untuk kami.

Dering telepon dari Chris Lely saat ini kami nantikan kembali, bukan untuk menghentikan pertengkaran kami, namun untuk mengabarkan karya Sang Kasih Distrik 1 Jakarta terpilih menjadi salah satu karya terbaik. Tuhan membuat segala sesuatu indah pada waktuNya.

Budi Wulan:
Saat mendengar tentang Festival UeRL, kami tertarik. Terbayang pasti asik untuk diikuti bersama teman-teman. Tapi kami bingung apa yang dapat kami bantu, mengingat kondisi Jakarta yang cukup mencekam. Untuk keluar rumah saja kami khawatir. Boro-boro harus hadir rapat koordinasi berkali-kali. Dalam pertemuan, dicari penulis naskah yang dapat bekerja cepat karena tenggang waktu pengumpulan naskah sudah dekat. Kami memberanikan diri menawarkan bantuan.

proses jahit digital yang seru

Kami berusaha  melibatkan sebanyak mungkin SNP namun sekaligus sebisa mungkin meminimalkan pertemuan fisik. Awalnya kami merasa canggung berkoordinasi hanya lewat telpon dengan teman-teman yang belum kami kenal dengan baik.  Gak akrab kok nyuruh-nyuruh kayaknya kurang sopan, apalagi usia kami lebih muda. Puji Tuhan teman-teman SNP ternyata sangat mendukung. Mereka sangat memahami keterbatasan situasi yang sedang terjadi. Bukan hanya SNP ME saja yang ikut terlibat, bahkan ada tetangga salah satu pasutri SNP yang juga ikut membantu. Kami terharu sekali melihat bapak ini datang tertatih-tatih dengan tongkatnya diantar putrinya yang berhijab untuk ikut berperan dalam video singkat kami. Beliau penuh senyum dan semangat membantu kami mengambil gambar adegan sampai selesai. Kami juga kagum dengan semangat para pasutri yang mau berjerih payah berganti-ganti kostum dan dandan sehingga dapat tampil sesuai tuntutan naskah cerita.

PR selanjutnya mengumpulkan rekaman suara.  Kami sungguh kagum atas ketulussan dan semangat teman-teman, karena untuk mendapatkan suara terbaik  mereka harus berkali-kali mengirim ulang suaranya. 

proses jahit digital yang seru

Bagian terberat tentu adalah editing. Karena kami sepakat bahwa salah satu ciri budaya Jakarta adalah budaya metropolis lengkap dengan kemajuan teknologinya maka kami memutuskan untuk membuat video animasi untuk mewakili Distrik 1 Jakarta. Khusus untuk editing tidak dapat kami lakukan secara daring, sehingga mau tidak mau kami harus bertemu fisik. Antara cemas sekaligus suka cita dapat kembali menyambut “tamu” dalam rumah kami setelah sekian bulan kami terpaksa menutup pintu rumah. Ternyata proses ini memakan waktu yang paling lama, dan tidak cukup hanya sehari.

Pertemua berikutnya malah dari pagi sampai pagi berikutnya. Untung saja anak-anak yang diajak ikut  menemani  ke rumah kami tidak rewel. Entah berapa banyak film yang mereka tonton, main games PS, nonton pertandingan bola hingga akhirnya tertidur lelap di lantai ruang duduk rumah kami. Tepat jam 5 pagi saat fajar menyingsing, editing kami pun selesai. Hanya ada satu kata, legaaaaaaa…. Akhirnya kecemasan dan beban pikiran yang selama ini menghantui kami sudah selesai. Dengan doa kami submit sebagai persembahan kasih terbaik yang dapat kami berikan dengan segala keterbatasan yang ada. Semoga dapat memberikan kemuliaan kepada-Nya. (IH/WN)

Start typing and press Enter to search