Mencintai di Masa Crisis: Aksi untuk Membangun Lingkungan yang Lebih Baik
MENCINTAI LINGKUNGAN HIDUP
Makna cinta di tengah pandemi dapat dilihat dari berbagai perspektif, cinta tidak bisa dilihat dari kata-kata, namun dari tindakan.
Di tengah rasa takut dan lelah yang tidak berujung, dengan cinta, manusia dapat mewujudkan hal-hal baik. Jika pun tidak, cinta paling tidak membuat perjalanan yang dilalui terasa lebih indah. Kekuatan ini terbukti berdasarkan pengamatan saya atas dua kegiatan yang kami lakukan dimasa pandemi: penanaman pohon untuk emisi dan menyatukan hati untuk cinta kami.
Kami berdua memaknai WFH di awal pandemi sebagai hal yang sangat luar biasa, berbekal Agus yang sangat gemar berkebun dan kami mempunyai tanah kosong di belakang rumah, kami memanfaatkan masa-masa WFH di awal pandemi dengan kegiatan berkebun. Meskipun saya bukan orang yang suka berkebun, namun mau juga belajar untuk ikut berkebun. Walau awalnya terasa membosankan, namun seiring berjalannya waktu saya sangat menikmati juga.
SEMESTAKUNG
Agus menata kebun layaknya profesional, meskipun dibantu juga oleh pekerja namun semua dikerjakan dengan penuh cinta. Kami memaknai penanaman pohon-pohon di kebun rumah kami.
Petama, mengisi kegiatan dan mencintai alam. Kegiatan ini lahir dari keyakinan dengan sedikit kepedulian dan kemauan untuk bertindak di tengah kekhawatiran karena pandemi. Ketika memberi cinta kepada alam merupakan hal paling mudah untuk dilakukan, kami merasa bangga karena telah berkontribusi kepada upaya penghijauan di negeri ini. Hal sederhana yang berhasil kami lakukan ketika semua orang terpaku pada permasalahan kesehatan dan ekonomi di tengah pandemi yang terjadi.
Kedua, menumbuhkan cinta, kebersamaan setiap hari di kebun membuat kami semakin dekat. Adanya pandemi membuat kami bisa bersama-sama dalam kegiatan berkebun yang membuat bukan hanya bunga yang bermekaran, namun cinta kami lebih indah dari bunga-bunga dikebun.
Ketiga, dengan mencintai tumbuhan, terbersit ide berjualan tanaman. Di tengah gejolak yang tidak menentu, perekonomian remuk redam, kami mencoba keberuntungan. Tanaman-tanaman yang ada kami posting di sosmed dan media jualan online lainnya, dan sungguh Tuhan berkenan dengan apa yang kami jalankan. Tanaman terjual laris manis bahkan 1 tahun pendemi kami hidup dari hasil penjualan tanaman hias yang kami miliki. Syukur kepada Tuhan kami ditunjukkan jalan dalam kondisi yang sulit karena pandemi.
Ketika kita menghadapi tantangan yang belum pernah kita hadapi sebelumnya, kasih sayang yang kita berikan akan memberikan hasil yang luar biasa. Bagi kami mencintai dalam kondisi apa saja termasuk “Mencintai di saat krisis”, cinta tanpa pamrih dan berbagi merupakan wujud kepedulian.
WE LOVE YOU WE NEED YOU (WN/ IJ)
Pasutri Agus – Vero