Hobiku Membuat Aku Jauh Darinya

BPS Ibu Clara Ice

Ibu Clara Ice (Penulis Naskah)

Saya merasa senang, ketika diminta untuk menulis cerita yang akan dipentaskan pada ulang tahun ME ke-46 yang berjudul “Hobiku Membuatku Jauh Darimu”. Diceritakan agar sang suami tidak sibuk dengan hobinya, namun bisa membagi waktu untuk istri dan anak-anaknya. Saat sang suami tidak menghiraukan istri dan anak-anaknya maka terjadi kebisuan dan pertengkaran dalam keluarga. Sehingga suatu hari sang suami merasa tidak tenang, dia mengajak sang istri untuk berdoa dan saling memaafkan. Terciptalah kedamaian dengan campur tangan Tuhan. Setelah akhir cerita, saya terharu dan bahkan menangis, karena Tuhan sungguh-sungguh hadir dalam setiap keluarga. Dia tidak membiarkan umatnya jatuh dalam kegelapan, terang Kristus menyinari setiap orang yang mau mengandalkanNya melalui perubahan pasangan ini telah menyatakan bahwa  Sang Emanuel telah hadir dalam keluarga ini yang sungguh Nyata.

BPS Dalin-Anton (pemeran utama)

Pasutri Dalin Anton

Awalnya kami tidak menyangka sama sekali bahwa akan terlibat dalam festival UeRL. Saat penyaringan pemeran, tanpa disangka kami dipercaya menjadi pemeran utama dalam drama UeRL. Sebelum tampil rasanya tiap hari deg-deg-an. Walaupun setiap hari latihan pasti ada yang salah. Saya sempat putus asa dan ingin mundur saja karena merasa kurang percaya diri. Tambah lagi teksnya berubah 3 hari sebelum rekaman membuatku stres sampai ndak bisa tidur. Tapi pasanganku dan teman-teman terutama Kordis Dwi-Tion terus mendukung dan menyemangati saya. Eh ketika hari yang dinantipun  tiba datanglah sutradara beserta kru ke rumah kami. Eehh dicoba-coba dengan perasaan ragu dan khawatir akhirnya bisa dilaksanakan walau ada adegan yang harus diulang berkali-kali.  Setelah selesai kami rasanya plong, kepala saya jadi ringan … lega terlepas dari beban berat rasanya. Ternyata sangat sulit menjadi pemeran film … kami berdua tertawa lepas mengingat pengalaman ini. WLY WNY.

BPS Dwi-Tion (KorDis)

Saat mencabut undi dan mendapat judul besar Sang Emanuel, kami belum mendapat gambaran sama sekali. Untuk membuka cakrawala yang masih gelap, kami mengadakan kelompok dialog dengan tema ini. Setelah diadakan pertemuan bersama panitia mulai ada titik terang, kemudian kami meminta Ibu Clara menulis naskah  dan dilanjutkan dengan mengadakan penyaringan pemain bersama sutradara akhirnya terpilih Pasutri Dalin-Anton dan mulai menjadwalkan latihan. Banyak tantangan yang kami alami saat itu: mulai dari sulit mengajak teman-teman komunitas dalam latihan offline karena khawatir pandemi Corona masih melanda dan saat musim hujan ini, beberapa pemeran pembantu juga sakit. Tetapi semangat untuk mempersembahkan yang terbaik tetap kami junjung dan hari yang ditunggu pun tiba, Romo Robert jauh-jauh hadir mendampingi kami sungguh menjadi penyemangat dan spirit baru buat kami. Proses shooting satu per satu dapat kami lewati dengan penuh sukacita. Dalam kebersamaan ini, kami merasa keakraban dan solider kami semakin kuat. Kami sendiri merasakan Sang Emanuel hadir dalam Relasi pasutri kami dan dalam komunitas saat itu terutama kebahagiaan kami dapat menampilkan pagelaran Sang Emanuel Ini sebagai kado terindah untuk ultah ME Indonesia yang ke 46.WLY WNY. (DS/ MJ)

Start typing and press Enter to search