Kenangan-Kenangan Indah
Dalam Yohanes 15 : 12, Tuhan Yesus memerintahkan supaya kita saling mengasihi seperti Yesus telah mengasihi kita. Hingga “As I have loved you” menjadi semboyan ME di seluruh dunia. Maka dalam kehidupan sehari-hari, kita harus saling mengasihi sesama, terlebih pada pasangan dan anak-anak kita. Saya bersyukur mempunyai pasangan yang sangat mengasihi saya, serta bersyukur Tuhan memberkati serta memperkenankan kami hidup bersama selama 60 tahun 23 hari. Walaupun tiga tahun yang lalu Tuhan telah memanggil Teddy kembali ke rumah Bapa dalam usia 87 tahun, namun kenangan-kenangan indah dan cinta Teddy yang mendalam tetap tersimpan dalam lubuk hati saya.
Ungkapan kasih saya berbentuk pelayanan, baik untuk keluarga, paroki maupun ME. Juga dalam membantu pekerjaan Teddy, menata / merapikan ruang kerjanya, menyiapkan makanan kesukaannya, mengingatkan dia pada jadwal tugasnya sebagai Asisten Imam, maupun memperbesar lembaran teks bila dia tugas membawakan Ibadat Jalan Salib dan lain-lain. Sedangkan ungkapan kasih Teddy yang dominan adalah memberi hadiah – kecil ataupun besar, buah tangan yang dibawa Teddy selalu dipilihnya dengan hati-hati, dan menunjukkan bagaimana ia selalu mengingat, memperhatikan, dan mengenali kesukaan kami sekeluarga. Seperti saja bila Teddy mencari spareparts di lantai dua pasar Genteng, pulangnya pasti membawa oleh-oleh makanan kecil kesukaan kami untuk kami nikmati.
Saya terbiasa hidup sederhana, hingga peralatan dapur lama tetap saya pertahankan. Tetapi Teddy yang tahu bahwa saya senang memasak sering memberi kejutan dengan menghadiahkan alat-alat yang bisa mempermudah kegiatan saya di dapur, seperti mixer, blender, atau wajan teflon. Salah satu kenangan tak terlupakan untuk saya maupun anak-anak adalah waķtu Rice Box baru keluar. Buat saya, kaleng roti yang kami pakai untuk menyimpan 15 kg beras masih cukup bagus, jadi tidak perlu beli Rice Box lah. Namun suatu hari Teddy mengajak anak-anak jalan-jalan keluar – ternyata mereka diajak membeli Rice Box sebagai kejutan untuk saya. Yang membuat pengalaman tersebut asyik untuk anak-anak, rice box tersebut ditutupi selimut dan ditaruh di bagasi mobil. Saat saya tidur, rice box tersebut baru dibawa masuk dan disimpan di ruang kerjanya, dan beberapa hari kemudian diberikan sebagai hadiah ulang tahun saya!!
Kenangan manis lain adalah bagaimana Teddy pintar memilih kain baju yg biasa saya jahit sendiri. Pernah waktu ke Jakarta mencari spareparts, Teddy membeli enam potong kain: dua potong untuk saya, yang empat potong untuk keempat adik perempuan saya yang sudah ditentukan sendiri kain yang mana untuk siapa. Mendapat hadiah kain yang bagus-bagus ini tentu kami merasa senang sekali (sedangkan adik laki-laki pada dapat oleh-oleh yang lain). Ingat waktu tahun 1988 saya sebulan ke Belanda mengujungi kedua anak kami yg study di Delft, dengan setianya setiap hari Teddy interlokal nanya kabar. Sebulan kemudian waktu terbit tagihan telpon, ternyata nilai interlokal setiap hari selama satu bulan ini cukup untuk membeli tiket Surabaya-Amsterdam pulang pergi!
Sewaktu saya kembali Surabaya, ternyata disambut dua foto bunga mawar yg begitu indah: satu di ruang tamu dan satu di kamar. Namun ada cerita di balik foto yang indah itu, karena Teddy begitu mengenal kesukaan saya. Saya memang suka mawar, baik mawar hidup maupun lukisan, namun saya tidak suka lukisan mawar yang terdiri hanya satu kuntum saja, lonely rasanya. Ternyata lukisan tersebut aslinya yang satu bergerombol sedangkan yang satu cuma satu kuntum. Namun Teddy secara khusus meminta toko pigura untuk memotongkan dua kuntum kuncup mawar dari yang bergerombol untuk dipasangkan di tangkai mawar yang sendirian tadi. Makanya jadi indah sekali, seindah kenangan-kenangan yang tetap tersimpan dalam lubuk hati kami
Tiga tahun sudah berlalu sejak engkau dipanggil ke rumah Bapa, namun saya tetap menyimpan kenangan-kenangan indah kita, dan kami yakin dikau tetap mendoakan saya serta semua anak, menantu dan cucu kita.