Quo Vadis Domine
- eRelasi
- 16 September 2021
Quo Vadis Domine (mau kemana Tuhan) adalah salah satu penggalan dialog dalam kreasi seni dan teatrikal persembahan Distrik IV Surabaya dalam acara festival UeRL. Mungkin itu juga yang menggerakkan kami berdua untuk meng-IYA-kan saat Kordis kami pas. Laura Hary menghubungi untuk ikut terlibat dalam acara tersebut. Kami ikut aja seperti air mengalir kemana dan tujuan apa acara ini dibuat, padahal saat pandemi kami sangat protektif membatasi diri untuk berkegiatan. Apalagi saat kami tahu yang diberi tanggung jawab untuk acara ini adalah pas. Ningrum Handono dan pas. Diana Yus. Kedua pasutri tersebut sangat ahli dalam hal menulis (pas. NH) dan dalam hal seni khususnya menari (pas. DY). Hal itu membuat kami berdua semakin bersemangat untuk terlibat dari awal. Sesuai arahan panitia kami harus mengikuti semua alur cerita dari mulai episode SANG SABDA, SANG IMMANUEL, SANG TERANG, SANG HIDUP dan SANG KASIH. Semua pasutri yang bergabung dalam acara ini diminta untuk memperdalam pemahaman 5 episode tersebut melalui Kelompok Dialog. Kami senang mendapat rekan kelompok dialog baru untuk memperdalam semua materi ini. Setelah mendapat keputusan bahwa Distrik 4 mendapat undian episode 4 yaitu SANG HIDUP, kami melakukan banyak diskusi dan dialog melalui zoom dan akhirnya kami memilih judul QUO VADIS DOMINE. Banyak kendala yang kami hadapi untuk menyelesaikan karya ini. Selain menentukan waktu untuk bertemu, juga karena masing-masing pasutri atau individu mempunyai talenta dan pendapat yang berbeda-beda. Tapi Puji Tuhan berkat pendampingan kordis dan juga kepemimpinan pas Ningrum Handono dan pas. Diana Yus, semua bisa berjalan dan dilalui dengan baik. Tanggal merah 1 Juni 2021 kami bertemu muka pertama kalinya untuk latihan dan untuk selanjutnya latihan diadakan setiap hari sabtu siang mulai jam 13.00 – 16.00.
Sungguh perjuangan dan komitmen yang tidak mudah untuk bersama-sama berlatih, terutama di masa pandemi ini. Tapi kami sebagai pasutri muda sangat termotivasi dengan beberapa pasutri senior yang sangat bersemangat untuk selalu hadir dalam setiap kesempatan latihan. Terlebih lagi, Kordis kami juga terlibat langsung sebagai pemain. Kendala kami alami saat salah satu pemain terpapar covid dan ada pemberlakuan PPKM mulai tanggal 3 Juli 2021. Jadwal vaksin yang berbeda-beda antar pemain juga menyulitkan untuk bertemu secara keseluruhan dalam syuting. Dengan berbagai keterbatasan, termasuk mengejar waktu sebelum PPKM, akhirnya ditentukan waktu syuting tanggal 1 dan 2 Juli 2021. Disaat inilah kami benar-benar diuji kesabaran dan komitmen kami. Dengan syuting yang diulang-ulang karena kurang sempurna membuat kami semua sangat kecapekan di hari pertama. Tapi sungguh Tuhan bekerja pada kami semua, tepat jam 24.00 kami menyelesaikan hampir 75% materi. Padahal saat itu kami melakukan dengan hati tidak tenang karena sekitar jam 22.00 kami didatangi polisi dan satpol PP untuk menanyakan kegiatan kami. Kan tidak lucu kalau karena Festival HUT ME kami harus kena razia Covid hehehe… Akhirnya keesokan harinya tanggal 2 Juli 2021 kami merampungkan semua materi dengan baik.
Puji Tuhan… rasa syukur… plonggg…. hanya itu yang bisa kami rasakan. Dan kegembiraan kami semakin lengkap karena selepas acara kami semua ber-BPS untuk mengungkapkan isi hati kami masing-masing. Semoga dengan keikutsertaan kami ini membuat relasi kami semakin hidup seperti YESUS SANG HIDUP dan karya ini bisa menjadikan kami para pasutri untuk selalu ikut jalan Tuhan. QUO VADIS DOMINE. Tuhan Berkati. PAS. YANTI DINAR
BPS DINAR :
Aku merasa senang, gembira bisa menjadi bagian dari acara UeRL ini. Tantangan tersendiri buat aku, karena kurang personil akhirnya aku memerankan 3 peran yaitu Petrus, setan (kuasa gelap) dan om-om senang. Di awal-awal berlatih sempat ada rasa kuatir karena saat latihan formasi selalu tidak lengkap. Tapi pasanganku selalu memberi motivasi untuk memberikan yang terbaik. Karena kami sudah IYA dari awal. Beruntung team saya yaitu TEAM SETAN heheheh…selalu paling kompak dan selalu hadir saat latihan. Puji Tuhan setelah syuting selesai, Yanti pasanganku ber BPS kalau sangat senang karena baru kali ini aku mau menuruti dan ikut kegiatan yang memang hobinya Yanti. Karena biasanya Yanti yang ikut aku dalam banyak kegiatan koor. Hal itu membuat relasi kami semakin hangat setelah acara ini. Dan yang terpenting kami semua dalam kondisi sehat sampai saat ini. Tuhan Berkati. WLU WNU
BPS YANTI :
Pagi itu dalam perjalanan pulang dari misa, Dinar mendapat WA dari Kordis mengajak untuk ikut terlibat dalam UeRL. Dinar terlebih dulu meminta ijin padaku. Kupikir saat itu yang dibutuhkan adalah kemampuan Dinar dalam bernyanyi, jadi aku mengiyakan saja. Beberapa hari berikutnya Dinar mengajakku KD bersama teman-teman pasutri lain yang terlibat UeRL. Aku agak heran, sebenarnya acara apa ini kok ada KD-nya segala. Dinar mengajak aku untuk terlibat juga karena dibutuhkan peran penari. Mengikuti latihan-latihan UeRL merupakan tantangan tersendiri buatku, sebab selama masa pandemi ini aku sangat membatasi diri untuk keluar rumah. Ada rasa senang karena bisa latihan menari tapi disisi lain ada rasa kuatir karena bertemu dengan banyak orang. Menjelang syuting aku semakin kuatir karena ada wacana lepas masker. Puji Tuhan panitia menetapkan Distrik Surabaya wajib pakai masker. Hari pertama syuting selesai jam 12 malam… wow aku jadi tahu beratnya jadi artis sinetron hahahah. Syuting hari kedua kelar jam 21.30 dilanjutkan BPS dari para peserta. Suasana jadi haru, senang, lega dan penuh rasa syukur.
BPS NH Sebagai Penulis Naskah
Mendapat tugas sebagai penulis naskah, perasaan saya senang, karena menulis itu hobi masa remaja saya. Namun jujur saja saya agak gamang karena biasanya saya hanya menulis artikel, cerpen, puisi, atau lagu. Hanya satu-dua kali saja menulis naskah drama. Terakhir menulis naskah operette Santo Mikael yang dipentaskan pada HUT Paroki.
Sebagai bentuk tanggung jawab, saya yang selalu didorong oleh Ningrum, segera menyelesaikan draft naskah. Awalnya semangat karena alur cerita dengan cepat saya temukan. Namun pada presentasi di depan tim (sutradara, pemain, panitia, dan lain lain) semangat saya mulai menurun oleh banyaknya kritikan dan ketidakpuasan anggota tim. Saya sempat merevisi alur cerita sampai 3 kali. Ah, bukan hanya 3 kali. Akhirnya malah berkali-kali menyesuaikan materi pemain dan ide serta konsep mas sutradara. Ini yang cukup melelahkan. Kalau bukan untuk mewartakan firman Tuhan, barangkali saya sudah mundur pada revisi naskah yang kedua atau ketiga. Apalagi waktu itu dokter menjadwalkan operasi mata saya pada minggu-minggu latihan yang tentu mengganggu saya dalam menulis maupun awal-awal latihan.
Saya dan Ningrum senang dengan cara kerja crew UeRL ini yang sangat tanggap terhadap keadaan. Para pemain sangat kompak, mau menggantikan pemain lain yang sedang berhalangan latihan, bahkan beberapa diantaranya keterusan merangkap karena pemain lain benar-benar tidak bisa ikut main. Mas Sut (sutradara) juga sangat jago dalam mengarahkan. Semua gerak tubuh dan dialog atau narasi diajarkannya tanpa melihat detail naskah. Improvisasinya luar biasa. Ini yang membuat para pemain tidak merasa terbeban untuk menghafal. Karya menjadi optimal dan tetap terjaga ada dalam alur cerita.
Kebahagiaan kami lengkap ketika tim ini berhasil menyelesaikan syuting hanya satu-dua jam menjelang pemberlakuan PPKM Darurat. Lega rasanya. Beberapa diantara kami sempat menitikkan air mata saat ber-BPS pada akhir syuting.
BPS Laura Hary
Perasaan lega, bersyukur dan terharu lebih mendominasi saat proses syuting selesai, tak terasa saat diminta ber BPS kami tidak dapat menahan air mata yang menitik, perjuangan terberat adalah mengatasi rasa takut dan was-was, mengingat banyak kenalan kami yang terpapar dan beberapa tidak bertahan, termasuk salah satu pemain kami, kami juga sempat khawatir syuting tidak dapat dilaksanakan, mengingat PPKM darurat segera diberlakukan, luar biasa pengorbanan dan komitmen dari seluruh pemain, penyanyi dan sutradara yang terlibat.
Rasa haru, bangga dan bahagia kembali kami rasakan sebagai Kordis, saat menyimak chat di group Kormep, kami bisa tertawa terpingkal-pingkal membaca komentar-komentar lucu berbagi tips dan trik rekan-rekan Kormep untuk saling mendukung dan menyemangati supaya banyak yang bersedia berdonasi untuk ikut menyaksikan pagelaran nasional ini bersama. Ditengah situasi sulit akibat pandemi, kami bersyukur masih boleh merasakan Semangat WE Are Family komunitas ME Distrik IV Surabaya yang luar biasa.
BPS Diana Yus
Moment Festival UeRL ini adalah kali kedua saya dipercaya sebagai sutradara dan koreografer di kegiatan komunitas ME. Sebelumnya pada acara ME Got Talent Distrik 4 Surabaya dengan MEP Kristus Raja membuat “Puisi teatrikal Nyanyian Angsa”. Selama persiapan dan latihan acara ini, ternyata perdebatan dan diskusi tidak hanya terjadi di forum bersama anggota, pemain dan pemusik serta koor. Di rumahpun tak kalah serunya, debat dan engkel engkelan sampai kadang bersitegang terjadi antara saya dengan Diana istri saya, yang juga ikut sebagai penari. Di rumah, Diana selalu mendesak bagaimana konsep dan koreonya, saya bilang konsep dan nanti teknis gerakan akan muncul saat latihan. Karena saya tahu saya suka spontanitas sementara Diana adalah tipe perencana detil. Maka kami sering bertengkar di rumah. Namun ditengah pertengkaran justru Diana sering tidak tidur karena harus merancang koreografi tarian. Ini adalah pengalaman pertama kali Diana membuat koreografi tarian-tarian. Saya menyadari memang tidak gampang membuat tarian yang bisa mengekspresikan maksud dari tema Sang Hidup ini. Sementara tidak semua teman teman bisa gampang menari. Akhirnya koreo jadi pula dan ini terbantu oleh 3 penari wanita yang handal (Diana, Luluk, Yanti) dan satu penari jantan yaitu Mas Mamok yang membantu koreografi tarian pria sekaligus berperan sebagai Yesus. Pertengkaran dengan Diana ternyata tidak sia-sia, teman-teman dan para pemain mengatakan, “Wah tariannya membuat merinding dan mengharukan, terlebih dalam adegan tari Kyrie Eleison dan Dona Nobis Pacem”. Kami semua berbahagia bisa menampilkan karya terbaik yang sesuai dengan level standar yang kita inginkan. Semoga dengan penampilan yang kami suguhkan juga bisa memberikan sukacita kepada siapapun yang terlibat di dalamnya maupun penonton semua. Terima kasih. We love you We Need you (Pas. Yus Diana – MEP Kristus Raja) – (WN/MJ)